MAJALAH ICT – Jakarta. Program Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT) telah berhasil mengumpulkan 23 inisiatif aplikasi untuk desa pertanian, nelayan dan tertinggal. Hasil karya aplikasi itu telah dipamerkan pula dalam Expo SDBT di Aula Panca Gatra Lemhanas, Jakarta. Karya 23 tim terpilih itu telah melalui proses ignition, workshop dan bootcamp, sebelum dipamerkan kepada publik.
Usai pamran, kompetisi SDBT yang ditujukan untuk menghasilkan ide dan konsep aplikasi mengenai penanganan masalah di desa nelayan, pertanian dan desa tertinggal itu telah memasuki tahap penjurian seksama dan penilaian final. Penilaian itu berlangsung selama sehari penuh.
Dalam penilaian final itu, setiap tim mempresentasikan aplikasi dan solusi yang mereka buat untuk diberikan penilaian akhir oleh para juri. Setelah proses tersebut, terpilihlah enam tim terbaik dan empat tim dengan penghargaan khusus untuk solusi inovatif sesuai dengan kategorinya masing-masing.
Inilai Enam Tim Terbaik SDBT 2016
Nama Tim |
Kategori |
Singa Laut |
Pemenang bidang produktivitas, kesehatan dan keamanan dasar perikanan laut |
Hukaku |
Pemenang bidang produktivitas desa pedalaman |
SOS Desaku |
Pemenang pemberdayaan masyarakat dan keamanan dasar pedalaman |
Second Vision |
Pemenang bidang akses pasar pertanian |
8 villages PetaniApp |
Pemenang bidang produktivitas pertanian |
Panen ID |
Pemenang bidang pemberdayaan masyarakat pertanian |
Tim dengan Penghargaan Khusus Untuk Solusi Inovatif:
Nama Tim |
Solusi Inovatif |
Jukutech |
Solusi inovatif pemberdayaan masyarakat nelayan atau perikanan laut |
Senusa |
Solusi inovatif pemasaran hasil tangkapan ikan dan produk nelayanan lainnya |
Situbondo Smart |
Solusi inovatif manajemen sistem informasi agrobisnis |
Layerfarm |
Solusi inovatif bidang produktivitas dan akses pasar Peternakan Unggas Petelur |
Setelah menentukan enam solusi terbaik yang terdiri dari dua solusi terbaik untuk kategori nelayan, dua solusi terbaik untuk kategori pertanian, dan dua solusi terbaik untuk kategori pedalaman, karya itu akan diimplementasikan pada tiga desa piloting yaitu Desa Meskom Kec. Bengkalis, Riau; Desa Panca Karsa I Kec. Taluduti, Gorontalo, dan Desa Fatukbot Kec Atambua – NTT.
Selama dua minggu akan dilakukan uji coba dan penyempurnaan solusi yang telah dibuat berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan. Tindak lanjut dari pelaksaan piloting ini antara lain implementasi solusi secara massif di 500 lokasi desa terdepan, tertinggal, dan terluar (3T), yang akan bekerja sama dengan operator telekomunikasi pada tahun 2017.