Search
Rabu 19 Februari 2025
  • :
  • :

Internet Indonesia Dinilai Masih Lelet

Internet Indonesia dinilai masih rendah kecepatannya alias lelet. Hal itu diungkap oleh Akamai dalam laporannya di 2012 lalu. Akamai yang mempunyai intelligent platform global dalam laporannya  bertopik “State of the Internet Report” menyampaikan data mengenai kecepatan koneksi, ketersediaan, konektivitas maupun serangan trafik. Disebutkan ada sekitar 242 negara terkoneksi dengan Akamai Intelligent Platform, yang menggunakan platform tersebar. Dengan begitu, report ini tidak khusus membahas mengenai Indonesia.

Adapun metode yang digunakan Akamai adalah dengan memantau berdasar 25 ribu IP yang melakukan permintaan konten ke Akamai. Berdasar laporannya, kecepatan koneksi internet yang paling cepat selama kuartal kedua 2012 ini adalah Korea Selatan dengan 14,2 Mbps, disusul Jepang dengan 10,7 Mbps dan Hong Kong di tempat ketiga dengan 8,9 Mbps.

Indonesia sendiri kecepatan rata-rata internet nya adalah 0,8 Mbps atau 800 kbps. Posisi Indonesia di bawah Singapura (5,1 Mbps), Thailand (3,1 Mbps), Malaysia (2,2 Mbps), Vietnam (1,6 Mbps) serta Filipina (1,2 Mbps). Secara global, Indonesia di peringkat 127.

Walaupun secara kecepatan rata-rata internet Indonesia dinilai rendah, namun puncak rata-rata kecepatan internet bisa mencapai hingga 8,4 Mbps, dan Indonesia berada di peringkat ke-104. Meski, tetap di bawah negeri jiran Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina maupun Vietnam.

Laporan Akamai, sejalan dengan laporan Komisi Broadband Dunia bahwa broadband kita masih tertinggal. Dan menariknya, karena mayoritas pengguna data di Indonesia adalah mobile broadband, semua pihak harus fokus bagaimana mobile broadband dapat dikembangkan secara maksimal, dengan tetap memperhatikan pengembangan  fixed broadband.

Karena mobile broadband, maka urusan alokasi frekuensi harus diperhatikan betul. Layanan 3G saat ini yang sudah padat, tidak kunjung ada penyelesaian dan kepastian kapan seleksi tambahan blok digelar. Padahal, Desember 2011 lalu, penataan dijanjikan April tahun ini selesai. Jika seleksi blok 3G belum selesai, maka urusan adopsi LTE akan menggunakan frekuensi yang mana, juga akan tertunda.

Dan karena terkait jalur internasional, pembukaan seleksi sambungan internasional juga harus dipercepat. Pembukaan ini bukan cuma bicara kode akses, tapi diharapkan dapat memberikan jalur alternatif keluar negeri yang saat ini masih didominasi ke Singapura. Dengan memecah bottle neck, maka sumbatan trafik akan terbuka dan internet kita akan makin lancar karena jalur ke Tier-2 atau Tier-1 yang dipakai berbeda.