MAJALAH ICT – Jakarta. Internet di Indonesia kian terbelakang dibanding negara-negara lainnya. Bahkan dibanding negara ASEAN lain, sebagaimana dilaporkan Akamai dalam "The State of the Internet," untuk Q3-2013, Indonesia terpuruk karena berada di posisi 118 dunia. Banyak pihak mengkritisi upaya pemerintah membangun infrastruktur internet Indonesia menjadi lebih baik. Kritik itu tentu saja dialamatkan pada Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring.
Melalui akun Twitter @tifsembiring, Tifatul menanggapi santai pertanyaan publik mengenai lemotnya internet dalam negeri, yang menjadi tanggung jawab Tifatul. Bahkan, Tifatul mengeluarkan pertanyaan. "Memangnya kalau internetnya cepat mau dipakai buat apa?…:D: *MauTahuBanget*. Bergulirlah silang pendapat mengenai hal itu, merespons pertanyaan Menkominfo.
Tak mau disalahkan, Tifatul menjelaskan bahwa pembangunan fasilitas TIK di Indonesia dilaksanakan secara bertahap prioritas kepadatan penduduk dan pemerataan infrastruktur TIK. "Infrastruktur dibangun secara deret hitung, namun pengguna tumbuh secara eksponensial. Tahun 2012 jumlah IP Address Indonesia sudah mencapai 72 juta, sangat jauh melejit," katanya.
Ditambahkannya, pihaknya terus melakukan pembangunan jaringan broadband serat optik, WiFi di setiap kabupaten/kotamadya, National Internet eXchange (NIX), Indonesia Internet eXchange (IIX), satelit, dan microwave. Namun, anggaran Kominfo sendiri, katanya, terbatas. "Keterbatasan anggaran Kominfo, yang hanya sekitar Rp 3 triliun per tahun, itu pun hanya separuhnya yang dipakai untuk infrastruktur. Padahal, pertumbuhan pengguna IT sangat cepat," kata Tifatul beralasan.