MAJALAH ICT – Jakarta. BlackBerry disebut-sebut akan memproduksi pernagkat ponsel BB murah bernama BalckBerry Jakarta. BlackBerry Jakarta dikabarkan akan diproduksi Foxconn di Indonesia. Namun begitu, nampaknya rencana memproduksi ponsel di Indonesia masih sebatas angin surga saja, pasalnya hingga kini investasi dan rencana Foxconn bangun pabrik masih tidak menentu.
Sebelumnya sudah sering digembar-gemborkan bahwa awal tahun in Foxconn siap beroperasi. Pabrik gadget asal Taiwan ini dipastikan membangun pabrik di Indonesia dan menggelontorkan investasi sebesar 5-10 miliar Dolar AS untuk jangka waktu hingga 10 tahun ke depan. Komitmen investasi itu pernah disampaikan langsung Chief Executive Officer (CEO) Foxconn Terry Gou kepada Menteri Perindustrian MS Hidayat dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
"CEO Foxconn Terry Gou datang dan berbicara bersama saya dan Pak Gita. Pada prinsipnya, Terry Gou menyatakan sudah berunding dengan partnernya. Dia juga berbicara terkait fasilitas yang diminta,” kata Hidayat. ditambahkan Hidayat, rencananya mulai tahun depan Foxconn akan membangun pabrik yang dilengkapi laboratorium di Indonesia.
Hanya saja, ada kendala aturan yang masih menghambat Foxconn. "Foxconn meminta keterlibatan langsung pemerintah. Kami telah membangun laboratorium untuk Foxconn agar dapat melakukan risetnya. Di Tiongkok, Foxconn mendapatkan fasilitas itu. Saya rasa dalam dua atau tiga bulan ini akan selesai. Jadi, awal tahun depan sudah pas, dia pasti bangun," jelas Hidayat.
Di dalam negeri, Foxconn akan bermitra dengan Erajaya Swasembada. Selain Erajaya, Foxconn juga akan bermitra dengan A2Z Technology serta perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan pengembang di Kawasan Industri Jababeka. Erajaya dengan Eraphone-nya menguasai 30% pasar pangsa dalam negeri, dengan 400 gerai ritel dan 25 ribu jaringan distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Menurut Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian, C Triharso, Foxconn menjanjikan akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi, di mana rantai pasok untuk pasar ASEAN akan berpusat di Indonesia. "Janjinya bukan main. Waktu pertama kali datang mereka bilang akan menciptakan lapangan kerja besar hingga puluhan ribu orang. Waktu itu mereka juga bilang mau angkat 1.000 orang di kirim ke Taiwan untuk dididik bikin ponsel," ungkap Triharso.