MAJALAH ICT – Jakarta. Yayasan Nawala baru-baru ini menduga Internet Service Provider (ISP) sengaja tidak memblokir situs judi online karena trafiknya yang sangat tinggi dan takut ditinggalkan pelanggan.
"Situs judi online tersebut, meski jumlah nya jauh lebih sedikit dari situs pornografi, tapi banyak yang nangkring di 25 besar situs yang paling tinggi trafiknya diantara situs yang bermasalah di Indonesia," ujar Irwin Day, pengelola Yayasan Nawala.
Berdasarkan catatan Yayasan Nawala, situs pornografi menempati jumlah terbanyak, yaitu sebanyak 400.000 situs selama April 2013, sedangkan judi online hanya 4.000 situs saja.
Irwin menyesalkan ISP dan operator yang belum ada yang menutup situs judi online tersebut sehingga bisa merusak mental masyarakat.
Sekjen Asosiasi Penyelenggara Jasa INternet Indonesia (APJII) Sapto Anggoro menilai ISP bukannya tak mau menutup, tapi ada prosedurnya, tidak asal blokir saja.
"Pertama tentunya harus ada laporan, verifikasi, dan baru dilakukan penindakan. SElama ini belum pernah ada laporan," katanya.