MAJALAH ICT – Jakarta. Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dalam hal ini International Telecommunications Union (ITU) menyarankan pemberlakuan keamanan dunia maya atau cybersecurity karena adanya potensi kerentanan yang tinggi serangan peretas (hacker) pada telepon seluler. Adapun julamh ponsel yang rentan diserang hacker mencapai 500 juta ponsel.
Gangguan tersebut ditemukan oleh perusahaan Jerman, memungkinkan para peretas untuk mendapatkan kontrol jarak jauh dan menjiplak beberapa jenis kartu ponsel. Para peretas dapat menggunakan kartu yang telah dikuasai itu untuk melakukan kejahatan finansial atau terlibat dalam spionase elektronik. ITU telah mengkaji hasil riset tersebut, dan menilainya sebagai "sangat signifikan. "Penemuan-penemuan ini menunjukkan risiko-risiko keamanan dunia maya," ujar Sekretaris Jenderal ITU Hamadoun Touré.
Menurut Touré, lembaga tersebut akan memberitahu para regulator telekomunikasi dan lembaga-lembaga pemerintahan di hampir 200 negara mengenai ancaman potensial dan menjangkau ratusan perusahaan telekomunikasi, akademisi dan ahli industri lainnya.
ITU memperkirakan sekitar enam miliar ponsel digunakan di seluruh dunia. Lembaga ini berencana bekerja dengan industri untuk mengidentifikasi bagaimana melindungi peralatan yang rentan dari serangan tersebut, ujar Touré.
Begitu seorang peretas menjiplak sebuah kartu SIM, hal itu dapat digunakan untuk membuat panggilan dan mengirim pesan telepon dengan berpura-pura menjadi pemilik telepon tersebut. Semua tipe telepon rentan, termasuk iPhone dari Apple Inc, telepon yang menggunakan perangkat lunak Android dari Google Inc dan ponsel pintar Blackberry Ltd.