MAJALAH ICT – Jakarta. Jaringan restoran pizza internasional, Domino’s Pizza, memperkuat strategi digital untuk pasar Indonesia melalui kerjasama dengan perusahaan global spesialis iklan OEM (Original Equipment Manufacturer) AVOW yang berbasis di Jerman. Menurut Mayank Singh, CDO & VP- Marketing, Digital Business and Technology dari Domino’s Pizza, strategi digitalnya di pasar Indonesia berpusat pada memberikan nilai dan pengalaman kepada pelanggan, melalui penggunaan wawasan data dan teknologi mutakhir untuk mendorong akuisisi dan retensi pelanggan.
“Pendekatan berbasis data kami untuk memprediksi perilaku pelanggan, menargetkan mereka, dan mempersonalisasi upaya pemasaran. Kami juga fokus pada solusi teknologi pemasaran yang efisien untuk mengukur efektivitas kampanye,” ungkapnya.
Bermitra dengan AVOW memberikan dampak signifikan dan positif terhadap pertumbuhan bisnis Domino’s Pizza setiap tahunnya. Menurutnya, pendekatan unik AVOW terhadap akuisisi pengguna melalui OEM Seluler memperluas basis pelanggan secara signifikan.
“Dengan memberikan pilihan kepada pengguna untuk mengunduh aplikasi kami pada saat pengaturan awal ponsel cerdas, kami memperoleh akses ke audiens baru yang mungkin belum terlibat dengan merek kami. Hal ini menghasilkan akuisisi pengguna yang lebih hemat biaya, sehingga menghasilkan peningkatan profitabilitas setiap tahunnya.”
Mayank mengakui bahwa AVOW menjadi mitra penting bagi pertumbuhan tahunan dengan memperluas jangkauan, meningkatkan keterlibatan pengguna, dan memberikan laba atas investasi yang besar.
“Kampanye periklanan bertarget AVOW telah menghasilkan akuisisi pengguna yang lebih hemat biaya, sehingga menghasilkan peningkatan profitabilitas setiap tahunnya.”
Julie Huang, Director of Business Development AVOW untuk Asia Tenggara, mengatakan bahwa AVOW memberikan solusi bagi para pemasar untuk mencapai target dan KPI mereka.
“Target dari tim pemasaran adalah bagaimana anggaran periklanan bisa dialokasikan ke audiens yang tepat sehingga biaya iklan lebih efisien. Baru-baru ini kita juga meluncurkan AVOW Intelligence yang memungkinkan para pemasang iklan bisa melihat di mana iklan mereka muncul dan siapa yang menaruh perhatian pada iklan tersebut.”
Julie menambahkan, strategi pemasaran harus berdasarkan data, dan data tersebut harus valid yang bersumber dari teknologi yang ditawarkan AVOW.
“Dengan AVOW Intelligence kita bisa sediakan cara efektif bagi pemasar untuk membeli media placement.”
Menurutnya, segmentasi pasar tidak saja dilihat dari aplikasi yang diunduh, tapi juga berapa lama waktu yang digunakan pemakai dalam menggunakan aplikasi tersebut.
“Misalnya, saya mengunduh aplikasi belanja. Meski banyak yang mengunduh aplikasi yang sama, namun orang lain ternyata banyak menghabiskan waktunya di aplikasi nonton film. OEM bisa memberikan target pasar yang lebih presisi.”
Julie mengatakan bahwa ada perbedaan antara iklan di media sosial dengan iklan OEM. Perbedaan dasarnya, iklan di media sosial hanya berada di lingkupnya sendiri.
“Dalam periklanan OEM ada yang namanya Dynamic Preload, ketika mereka baru beli handphone-nya, akan muncul beberapa rekomendasi aplikasi yang dibutuhkan sehingga mereka langsung bisa pakai. Jadi, OEM itu adalah first layer. Sedangkan media sosial itu bersifat second layer.”
OEM menawarkan appographic targeting yang melihat pengguna tersebut mengunduh aplikasi apa saja sehingga bisa menjadi target pemasaran.