MAJALAH ICT – Jakarta. Rencana PT Telekomunikasi Indonesia untuk masuk negara tetangga Myanmar, menjadi tidak jelas bahkan terancam gagal. Hal itu karena pengajuan penawaran untuk mengikuti seleksi seluler di negeri Seribu Pagoda tersebut belum masuk. Dikutip dari ZDnet, pemenang lisensi diberikan masa beroperasi selama 20 tahun dan bisa diperpanjang. Adapun penawaran tender dibuka pada 25 Januari 2013. Kementerian Komunikasi dan Informatika Myanmar mengumumkan akan memberikan dua lisensi seluler nasional kepada pemenang tender mulai pertengahan 2013.
Sejumlah oeprator besar di Asia dan Eropa sudah menyampaikan minatnya. Seperti Singapore Telecommunications (SingTel/ Singapura), Singapore ST Telemedia (STT/ Singapura), Axiata (Malaysia), Telenor (Norwegia) serta Airtel (India). Jika tidak membawa Telkom International (Telin) masuk ke Myanmar, bisa jadi Telkom akan ikut dalam barisan Singtel mengingat Singtel merupakan partner Telkom di Telkomsel dan pemegang 35% saham Telkomsel.
Menanggapi hal itu, Head of Corporate Communication & Affair Telkom Slamet Riyadi mengatakan belum bisa memberikan keterangan alasan Telin belum memasukkan penawaran. "Sesuai ketentuan, saya belum bisa memberikan statement. Ini aksi korporasi," kata Slamet.
Rencana masuk Myanmar dan Vietnam sendiri diungkap CEO Telkom Arif Yahya, sejak 2012 lalu. Menurut Arif, perusahaan mempertimbangkan apakah akan mengakuisisi saham langsung atau membentuk konsorsium, meski dengan cara selektif. "Kami akan selektif mengakuisisi operator telepon seluler dan perusahaan teknologi informasi yang secara geografis tidak jauh dari Indonesia, seperti Myanmar dan Vietnam," kata Arif saat itu. Dari pernyataan Arif mempertegas bahwa Myanmar dan Vietnam akan jadi incaran Telkom, bukan hanya salah satunya.