MAJALAH ICT – Jakarta. Industri telekomunikasi merupakan industri yang tumbuh paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Meski akhir-akhir ini cenderung melambat namun tetap saja pertumbuhan industri ini di atas rata-rata industri lainnya.
Bahkan berdasarkan prediksi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), perputaran uang di industri telekomunikasi sepanjang 2012 di atas Rp125 triliun.
Selama ini pengukuran pertumbuhan telekomunikasi selalu dilihat dari jumlah pelanggan dan persentase penetrasi hingga ke kecamatan atau kelurahan.
Pengukuran tersebut cenderung bersifat semu, mengingat selama ini operator hanya menghitung jumlah pelanggan dengan banyaknya nomor perdana yang terjual murah dan di dalamnya terdapat masa tenggang hingga 3 bulan.
Padahal, pelanggan tersebut bisa jadi hanya menghabiskan pulsa perdana dan setelah itu membeli kartu perdana lagi hanya dalam waktu kurang dari seminggu.
Belum lagi ada pengguna telekomunikasi yang memiliki nomor ponsel lebih dari satu, sehingga bila menurut catatan ATSI jumlah pelanggan mencapai lebih dari 240 juta orang bisa jadi kenyataan yang ada hanyalah 50 juta-100 juta orang.