MAJALAH ICT – Jakarta. Ponsel pintar, atau smartphone memiliki pertumbuhan yang sangat pesat, baik di dunia maupun Indonesia. Dibalik pertumbuhan yang pesat dari smartphone terada potensi bahaya berupa malware goes mobile.
Pemerhati gadget Lucky Sebastian mengakui bahwa belakangan ini serangan malware terhadap smartphone terus meningkat. Bahkan, kata dia, ada rumor yang menyebutkan bahwa pada tahun ini akan ada sekitar 1 juta jenis malware yang siap menyerang smartphone kita. Rasionya 14:3 dibandingkan dengan PC.
“Yang penting kita mulai aware dengan ancaman yang serius ini. Seringkali orang kita dengan cuek install aplikasi ini itu, apalagi gratis. Padahal ada kemungkinan aplikasi ini mengandung virus atau malware. Bahkan orang kita kadang malas membaca ketentuan-ketentuan sebelum mendonwload aplikasi. Padahal bisa saja aplikasi ini mengandung virus,” kata Lucky.
Ben Siagian, Country Manager Qualcomm Indonesia, mengungkapkan pertumbuhan smartphone sangat tinggi, bahkan menurut Gartner, penjualannya mencapai 5 miliar unit selama periode 2012-2016.
“Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dunia, berarti 90% penduduk sudah meenggunakan smartphone. Ini luar biasa sekali,” tuturnya dalam Seminar bertajukMobile Security, di D Consulat, 31 Januari 2013.
Dia memaparkan pertumbuhan smartphone dan tablet dari tahun ke tahun mencapai 24%. Pada 2011 saja penjualan smartphone dan tablet mencapai 8 juta unit, pada 2012 mencapai 10 juta-11 juta unit, dan pada 2013 diprediksi mencapai 13 juta unit.
Pada 2015, lanjut Ben, setidaknya terdapat 18 juta unit smartphone dan tablet yang akan terjual di Indonesia seiring dengan pertumbuhan yang pesat pelanggan 3G.
“Pertumbuhan smartphone yang pesat di Indonesia membuka kesempatan penyedia mobile security, terutama makin rentannya keamanan ponsel pintar dari serangan malware,” tegasnya.
Country Manager NQ Mobile Isnur Rochmad mengungkapkan harga smartphone, terutama local brand makin turun, yaitu US$10-US$20 per 3 bulan, dan ini membantu penetrasi ponsel jenis itu di Indonesia.
“Dengan smartphone, pengguna bisa melakukan apa saja, tidak sekedar voice dan SMS, tapi juga mobile banking, online shopping, dan belanja di appstore,” ujarnya.
Berdasarkan data NQ Mobile, pada 2015 saja mobile payment secara global mencatat nilai transaksi US$670 miliar, paypall US$3 miliar.
Menurut Isnur, karena memorinya yang besar, maka smartphone dimanfaatkan untuk menyimpan data-data penting dan confidential, seperti PIN kartu kredit, ATM, mobile banking, password, email, dan lainnua.
“Data-data confidetial bagaimana kalau jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggungjawab. Ke depan, bahkan di beberapa Negara sudah terjadi, smartphone bakal jadi sasaran hack orang lain.”
Menurut dia, ancaman untuk mobile memang ada, terutama malware baru Pada 2012 kuartal 3, terdapat 41000 malware baru dibanding 2011. “Ini akan terus berjalan, bukan hanya di android, di BlackBerry, iPhone, dan symbian juga. “
NQ Mobile, yang listed di NYSX mengaku sudah mengecek lebih dari semiliar website di dunia, dan sudah dikelompokkan dalam kategori aman, berbahaya, dan ancaman.