Search
Sabtu 26 April 2025
  • :
  • :

Kaleidoskop Digital 2022 – November: Pakar Ekonomi Digital Heru Sutadi Sebut Badai PHK Startup Karena Beberapa Sebab

MAJALAH ICT Jakarta. Pakar ekonomi digital Heru Sutadi mempredikasi bahwa badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) perusahaan rintisan terus berlanjut. Bahkan PHK terjadi di perusahaan selevel decacorn seperti Shopee dan GoTo (Gojek Tokopedia).

Diketahui, sejumlah perusahaan rintisan atau startup kompak melakukan PHK ke karyawannya. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Ruangguru mengumumkanakan melakukan PHK yang disebabkan adanya penyesuaian bisnis.

Heru Sutadi yang juga merupakan Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute melihat efisiensi berupa PHK karyawan yang dilakukan perusahaan decacorn seperti GoTo memberi isyarat bisnis digital di Tanah Air sedang tidak baik-baik saja. “Masa sulit akan mulai memasuki bisnis digital di tanah air. Tidak ada perusahaan digital, termasuk unicorn dan decacorn, yang kebal terhadap dampak kelesuan bisnis digital global,” kata Heru.

Menurutnya, ekonomi digital seharusnya tetap stabil usai pandemi COVID-19 mereda. Namun, ancaman PHK dan penurunan daya beli ikut berimbas pada sektor ekonomi digital. Ini seiring dengan kondisi global yang bergejolak. “Yang bisa jadi ada kaitannya dengan ramalam bahwa 2023 akan jadi tahun berat, gelap dan resesi di mana-mana,” kata Heru.

Hanya saja, ditambahkan Heru, PHK karyawan merupakan salah satu pilihan untuk efisiensi di perusahaan. Bahkan, kondisi yang sama juga terjadi pada perusahaan digital raksasa seperti Facebook, Twitter, Microsoft, dan Amazon. Bagi perusahaan digital berstatus startup, target untuk berkembang yang dibarengi sulitnya mendapatkan pendanaan baru, menjadi salah satu faktor dilakukannya efisiensi dengan mengurangi pekerja.

“Banyak startup yang berjatuhan dan sekarang tertatih untuk bisa bertahan, harapannya kan menjadi unicorn atau decacorn,” kata mantan Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi dua periode ini.

Namun meski kondisi bisnis digital saat ini sedang goyah, Heru meyakini, industri ini pada dasarnya masih akan terus berkembang dan memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Kalau ada penurunan bisa saja, tapi ekonomi digital Indonesia tetap jalan. Hanya memang ancaman eksternal seperti resesi global sebagai dampak konflik Rusia-Ukraina yang berdampak ke Eropa dan AS, tidak bisa diabaikan,” tutup lelaki yang biasa dipanggil Mas Heru ini.