MAJALAH ICT – Jakarta. Setelah sempat menggertak akan membatalkan perhelatan akbar internet dunia di Bali Oktober mendatang, akhirnya dipastikan Bali tetap akan menjadi tuan rumah Internet Governance Forum 2013. Hal itu setelah adanya komitmen Lembaga internet dunia, ICANN untuk memberikan bantuan sebesar 900 ribu dolar As atau sekitar Rp. 9 miliar untuk menutupi kekurangan dana pelaksanaan IGF.
Kepastian sumbangan dari ICANN itu disampaikan Ketua SC IGF, Moedjiono. "Confirm ICANN akan dukung 100 persen semua kekurangannya. Bahkan President & CEO ICANN beserta beberapa CEO bisnis pendukung IGF didampingi Sekretaris IGF Chengetai Masango akan berangkat Jakarta menemui Menkominfo untuk meyakinkan dukungan mereka terhadap terlaksananya IGF 2013 Bali dengan lancar," kata Moedjiono.
Moedjiono yang merupakan mantan Staf Ahli Menteri Bidang Luar Negeri dan Kesenjangan digital ini juga menjelaskan bahwa akan ada sumbangan lagi selain dari ICANN, yang jumlahnya jua cukup besar, hingga miliaran rupiah. Angka Rp. 9 miliar sebenarnya merupakan angka minimal yang diperlukan agar IGF tetap jalan.
Sementara itu, situs resmi Internet Governance Forum (IGF) hingga saat ini masih tetap menyatakan Bali sebagai tuan rumah pertemuan tata kelola internet dunai 22-25 Oktober mendatang, meski di dalam negeri banyak pihak mengatakan bahwa IGF di Bali akan dibatalkan atau bahkan sudah dinyatakan batal dengan pengiriman surat ke PBB. Sebaliknya, PBB malah menganggap bahwa pembatalan tersebut hanyalah sekadar rumor, sebab sampai saat ini belum ada pemberitahuan resmi pembatalan tersebut.
"PBB telah berhubungan dengan penyelenggara untuk membahas aspek-aspek yang relevan dari pertemuan tersebut. Dan berbeda dengan rumor yang beredar saat ini, baik Sekretariat IGF maupun UNDESA belum menerima pemberitahuan resmi dari pembatalan pertemuan (di Bali) tersebut," tulis situs resmi IGF.
Memang, isu pembatalan Internet Governance Forum (IGF) tahun ini di Bali menjadi pertanyaan dan sorotan berbagai negara.Beberapa negara masih menunggu konfirmasi apakah hajatan tata kelola internet dunai di Nusa Dua Oktober mendatang ini batal atau dapat terus dilaksanakan. Sementara itu, pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tegas-tegas menyatakan bahwa event ini batal karena dana yang tidak mencukupi. Kominfo akan berkirima surat ke PBB terkait pembatalan tersebut.
Namun begitu, pihak Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) selaku salah satu panitia penyelenggara masih berharap acara itu tetap terselenggara di Nusa Dua, Bali. APJII masih optimis Indonesia tetap bisa menjadi tuan rumah IGF tahun ini. "Kita belum bisa pastikan IGF tidak jadi di Indonesia, karena ini kan acara PBB dan kita hanya penyelenggara. Jadi yang bisa putuskan ya PBB," ungkap Semuel A. Pangerapan, Ketua Umum APJII.
Seperti dijelaskan Kepala Informasi dan Humas Kementerian Kominfo, Gatot S. Dewa Broto, gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah karena dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan acara IGF 2013 masih belum mencukupi dimana total biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 22 milyar, sedangkan dana yang berhasil dikumpulkan baru mencapai Rp 11,5 milyar, termasuk Rp 2,5 milyar di antaranya dari Kominfo. Jadi kekurangan biayanya masih Rp 10,5 milyar lagi. "Semoga PBB punya cara untuk menyelesaikan kekurangannya," harap Semuel.