MAJALAH ICT – Jakarta. Kementerian Komunikasi dan Informatika memberkan penghargaan Kartini Next Generation (KNG) 2015 kepada enam perempuan yang dinilai telah memberikan kontribusi nyata bagi perbaikan di bidangnya dengan memanfaatkan teknologi informatika dan komunikasi.
Menkominfo Rudiantara menandaskan, semangat Kartini harus terus melekat dalam perempuan Indonesia untuk memanfaatkan teknologi secara positif. "Api semangat Kartini saat inilah yang harus kita jaga dan kemajuan teknologi yang dijadikan nilai tambah, apresiasi saya setinggi-tingginya kepada para pemenang semoga ilmu yang didapat dapat dimanfaatkan bagi kebaikan Kartini lain di seluruh Indonesia," kata Rudiantara sebagaimana dilansir laman resmi Kementerian.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olah Raga Iman Nachrawi memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara KNG 2015. "Kartini bukan semata-mata mengajak kita semua untuk berpendidikan, mencari pengalaman dan pengetahuan tetapi kita ingin dimanapun kita berada lahir Kartini-Kartini baru dengan ketulusan dan kelembutannya mampu mengawal generasi muda yang akan menjadi kebanggaan Indonesia,” ujar Imam.
Ketua Pelaksana Kegiatan Heru Cahyono menjelaskan, KNG 2015 diikuti 48 peserta yang berasal dari Aceh hingga Papua dan beberapa yang berdomisili di luar negeri nantinya dari 48 peserta akan diseleksi menjadi 22 finalis dengan tahapan akhir menjadi 6 pemenang dari KNG 2015.
Adapun keenam perempuan yang meraih penghargaan tersebut adalah Siti Rohayah, asal Banyuasin, Sumatera Selatan, yang mengembangkan lembaga keuangan mikro di kawasan transmigrasi, meraih penghargaan kategori Ekonomi, menyisihkan empat perempuan finalis lainnya.
Laurencia Ika Wahyuningrum, perempuan yang mengelola sekolah anak berkebutuhan khusus di Sidoarjo, dan juga aktivis hak pendidikan anak berkebutuhan khusus, memperoleh penghargaan di bidang pendidikan.
Alia Noor Anoviar, wirausaha sosial pengelola sanggar belajar yayasan Dreamdelion meraih penghargaan kategori sosial-budaya. Alia mampu menyisihkan tiga finalis lainnya.
Vania Santoso, perempuan yang mengembangkan ecopreneurship di Surabaya dengan melibatkan kaum marjinal, meraih penghargaan di bidang kesehatan dan lingkungan.
Sidrotum Naim, perempuan yang memiliki keahlian khusus dalam masalah penyakit udang dan dikenal sebagai dokter udang, mendapatkan penghargaan kategori perempuan pendorong perubahan di bidang riset perikanan.
Penghargan khusus untuk pemberdayaan perempuan dianugerahakan kepada Maizidah Salas, mantan TKW yang kini mengembangkan kampung TKI agar para perempuan tidak lagi harus bekerja ke luar negeri meninggalkan keluarganya.