MAJALAH ICT – Jakarta. PT Telkom Tbk menyatakan ketertarikannya untuk mendapatkan slot orbit satelit di 150.5 Bujut Timut (BT) yang saat ini dalam posisi masih dikelola PT Indosat Tbk. Slot orbit yang akan diambil pemerintah karena Indosat dinilai tidak serius memanfaatkannya ini dinilai sangat strategis untuk mendukung kualitas layanan dan ekspansi Telkom.
Keinginan Telkom itu disampaikan Vice President Public Relations Telkom, Arif Prabowo. "Kami menunggu kepastian dari pemerintah, jika kosong akan Telkom ambil alih," kata Arif. Dijelaskan Arif, slot orbit satelit 150.5 BT sangat strategis untuk mendorong kinerja Telkom kedepannya.
Telkom menilai, kata Arif, slot satelit tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendukung infrastruktur penunjang kualitas layanan dan masuk ke pasar bisnis internasional. "Backbone menggunakan kabel belum menutup seluruh daerah sehingga bisa didukung lewat satelit dan menjadi pintu masuk untuk bermain di pasar bisnis internasional," katanya.
Namun begitu, jika tidak bisa mengambil alih, tambahnya, Telkom juga siap untuk menyewa berkontribusi kepemilikan orbit satelit 150.5 BT.
Sebagaimana diketahui, Indosat berkeras untuk tetap dapat meluncurkan satelit Palapa E pada 2016 mendatang. Palapa E akan ditempatkan di slot orbit 150,5 BT. Demikian ditegaskan President Director & CEO Indosat, Alexander Rusli.
Menurut Alex, rencana tersebut telah disampaikan pihak perseroan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring. "Indosat menyampaikan surat kepada Menteri Komunikasi dan Informatika berisi laporan penandatanganan kerja sama Palapa-E in Orbit Delivery Contract dengan Orbital Science pada tanggal 27 November 2013," katanya.
Dijelaskan Alex, kontrak kerja sama itu merupakan wujud komitmen Indosat untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan yang diminta pemerintah sesuai tenggat waktu yang diberikan dan merupakan tindak lanjut rencana Indosat dalam mempersiapkan peluncuran satelit Palapa-E pada tahun 2016. Satelit Palapa-E akan menggantikan satelit Palapa-C2 yang mengorbit di slot 150.5 derajat Bujur Timur (BT). Satelit Palapa-E yang akan dikendalikan dari Stasiun Bumi Jatiluhur ini menggunakan platform Satelit GEOStar-2 dari Orbital Sciences Corporation.
Sementara itu, EVP & GM Orbital Sciences, Michael E. Larkin mengatakan bahwa Orbital Sciences siap mendukung Indosat sebagai pelanggan dalam rencana desain, produksi serta peluncuran satelit yang merupakan proyek yang penting bagi Indonesia. "Dengan seluruh kapasitas yang dimilikinya, satelit GEOStar-2 dari Orbital Sciences adalah solusi optimal guna memenuhi kebutuhan satelit Indosat," katanya.
Terkait dengan keinginan Telkom untuk mengambil alih slot orbit Indosat di 150,5 BT, Indosat secara tegas menyatakan bahwa Telkom tidak butuh satelit dalam waktu dekat. Demikian disampaikan Division Head Public Relations Indosat, Adrian Prasanto, dalam keterangan persnya. Menurut Adrian, Telkom sendiri sudah menyatakan tidak butuh satelit dalam waktu dekat. Sehingga diyakini hasrat Telkom itu merupakan rencana Telkom untuk jangka panjang. "Hal ini terbukti dari pernyataan Telkom saat mundur dari kerja sama konsorsium satelit Indosat-Telkom pada 2011. Dalam surat tersebut, Telkom tegas menyatakan belum memerlukan tambahan satelit baru sampai dengan tahun 2020. Kami masih memegang surat pengunduran diri Telkom, isinya menyatakan mereka belum butuh tambahan satelit,” yakin Adrian.
Soal kesiapan peluncuran satelit, Adrian menyatakan bahwa Indosat telah mempersiapkan segala sesuatunya terkait dengan peluncuran satelit Palapa E ke orbit 150.5 BT. "Termasuk koordinasi dengan pemerintah, pendanaan, kerja sama dengan manufaktur, dan lainnya,” katanya.
Komitmen Indosat ini, tandas Adrian, karena satelit Palapa E sangat penting membantu layanan komunikasi seperti, layanan dasar untuk memenuhi kebutuhan konektivitas korporasi dan bisnis hingga untuk kebutuhan masyarakat terhadap layanan penyiaran.