Search
Kamis 19 September 2024
  • :
  • :

Kaleidoskop ICT – Desember 2013: Telkom Flexi dan Indosat star One akan Dimatikan

MAJALAH ICT – Jakarta. Bisnis telekomunikasi untuk telepon tetap dengan mobilitas terbatas atau Fixed wireless access kian redup. Apalagi, teknologi CDMA yang sekarang dipakai sudah mentok dan tidak bersaing dengan perkembangan teknologi lainnya. Alhasil, banyak pengguna mulai meninggalkan layanan dengan teknologi ini.

Tidak heran, jika operator telekomunikasi berpikir ulang untuk melanjutkan bisnis ini. Termasuk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Karena bisnis ini sudah tidak tumbuh, dan cenderung membawa kerugian bagi perusahaan, Telkom berniat untuk mematikan lini bisnis yang sebelumnya menjadi tumpuan harapan Telkom, selain Telkomsel yang menggerlar layanan telepon seluler.

Menurut Honesti Basyir, perseroan akan melikuidasi divisi bisnis Flexi.  Hal ini dilakukan karena lini bisnis ini tidak membawa keuntungan bagi perseroan. "Sejak awal tahun ini, perseroan sudah tidak melakukan investasi untuk pengembangan Flexi," kata Honesti.

Ditambahkan Honesti, divisi Flexi sudah tidak bisa tumbuh positif dimana setiap tahunnya selalu menyusut mencapai hingga 15%. "Karena itu, kami akan matikan bisnis ini, istilahnya retrench. Karena susah tumbuh," tandas Honesti.

Meski demikian, proses mematikan bisnis ini akan dilakukan secara bertahap. Terutama, Flexi memiliki 4.000 base transceiver station (BTS) yang tidak bisa digunakan untuk teknologi berbasis. Dan BTS tersebut, jika ada yang berminat, akan dijualnya. 

Rencana PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) mematikan Telkom Flexi dan meleburnya ke Telkomsel, akan diikuti Indosat. Produk star One yang bekerja dengan teknologi CDMA dengan lisensi FWA juga akan dilikuidasi dan pengguna akan menjadi dijadikan pelanggan produk Indosat lainnya.

Demikian disampaikan Direktur Utama PT Indosat Tbk Alexander Rusli. Menurut Alex, layanan CDMA sudah tak memiliki masa depan yang cerah. "Ekosistem CDMA sudah tidak ada lagi. Sudah sulit berkembang. Saat ini sudah tidak ada lagi perangkat handset yang mendukung untuk teknologi CDMA. Sehingga, langkah yang paling memungkinkan adalah memanfaatkan frekuensi seluler CDMA menjadi teknologi GSM," ungkap Alex.

Ditandaskan Alex, karena star One merupakan produk dari Indosat dan berada dalam satu perusahaan, Indosat tak perlu melakukan perubahan lisensi. Hanya saja, perusahaan masih harus menunggu keputusan dari pemerintah. "Kami masih menunggu keputusan dari pemerintah dulu," ujar Alex.

Ditambahkan Alex, Indosat sendiri sudah telah meminta kepada pemerintah untuk bisa menggunakan frekuensi CDMA menjadi berteknologi GSM. "Semua akan kami selulerkan dengan menjadi e-GSM," katanya. Namun, keputusan dari pemerintah belum keluar hingga kini. Dan beruntungnya, frekuensi Star One di 850 MHz bersebelahan dengan frekuensi Indosat GSM di 900 MHz sebesar 2,5 MHz.