Search
Senin 10 Februari 2025
  • :
  • :

Kaleidoskop ICT – Juni 2013: EBITDA Margin Operator Merosot, Operator Cukup 4-5 Saja

MAJALAH ICT – Jakarta. Industri telekomunikasi sudah menunjukkan ketidaksehatannya. Hal itu dapat dilhat dari penyampaian Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) yang mengatakan bahwa EBITDA margin sudah ada yang hingga -50%.

Demikian dikatakan Alex J Sinaga, Ketua Umum ATSI, saat Diskusi yang digelar IndoTelko bertajuk "Spirit Berbagi dan Mencari Keadilan di Industri" yang diadakan di Balai Kartini Jakarta, Juni lalu. Menurut Alex yang juga Direktur Utama Telkomsel, EBITDA margin operator bergerak dari titik positif hingga negatif "EBIDTA margin ada yang +56% hingga ada yang -50%," jelas Alex.

Dari apa yang dikatakan Alex, artinya tidak semua pemain industri telekomunikasi mendapat keuntungan sebagaimana diharapkan. "Karena sekarang saja tidak sehat, ATSI tidak merekomendasikan pemerintah untuk mengimplementasikan MVNO," tambah Alex. MVNO adalah model bisnis dimana operator tidak perlu memiliki jaringan, namun cukup bekerja sama dengan pemilik jaringan untuk memberikan layanan telekomunikasi.

Apalagi, tambah Alex, saat ini Indonesia merupakan negara terendah dalam menerapkan tarif telekomunikasi di regional.

Sementara itu, Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo M. Budi Setiawan menyoroti perkembangan pengguna data yang meningkat dan pengguna telekomunikasi secara keseluruhan industri yang sudah mencapai 120%, membuat beberapa operator masuk dalam zone merah alokasi frekuensi, maksudnya operator tersebut kekurangan frekuensi sehingga perlu penambahan alokasi dari pemerintah. 

"Telkomsel, XL, Indosat, masuk dalam zone merah. Sementara lainnya, seperti Huthchison, Axis masuk zone hijau dan dirasa masih berlebih frekuensinya," ungkap Budi. 

Menurut Budi Setiawan, jika melihat penguasaan pasar lima operator jaringan 3G di Indonesia, Telkomsel kata Dirjen menguasai market share pelanggan 42%, Indosat 16,7%, XL Axiata 15,9%, Hutchison 3 Indonesia (Tri) 5,4%, dan Axis Telekom Indonesia 2,1%. 

Direktur Utama XL Axiata Hasnul Suhaemi menyoroti, dengan kondisi yang tidak semua untung, saat yang tepat untuk berbagi jaringan. "Operator yang pertama akan mendapat 60% pasar, yang berikut paling 20%, karena pasar kecil mengapa harus semua membangun," kata Hasnul. Maksudnya, spirit berbagi harus di kedepankan untuk daerah-daerah yang memang secara pasar tidak besar.

Selain itu, Hasnul juga mengungkapkan bahwa berbagi network dapat menghemat biaya untuk pembangunan jarigan. "Berbagi dengan dua operator bisa menghemat 40%, dengan tiga operator bisa menghemar 60%," ungkap Hasnul.

Dengan jumlah operator yang baik, ATSI mengatakan bahwa konsolidasi tidak bisa dihindari, dan ATSI berharap jumlah operator dapat dibatas antara 4-5 operator saja. "Jumlah operator cukup 4-5 saja," kata Alex.