MAJALAH ICT – Jakarta. Pasar e-commerce di Indonesia ternyata masih sangat besar karena masih ada 95% pasar yang belum tergarap.
"Menurut data Kementerian Kominfo, nilai transaksi e-commercer pada 2012 mencapai Rp126 triliun, ternyata nilai ini masih sangat kecil, karena masih ada sekitar 95% pasar yang belum tergarap," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu.
Mari menuturkan social media memang sangat booming di Indonesia, baik Facebook, Twitter, maupun layanan chatting yang saat ini sangat banyak. Namun, tambahnya, kebanyakan orang hanya melakukan interaksi sosial, belum ke arah transaksi online.
Padahal bila ini digarap serius, tambah Mari, maka Indonesia bisa jadi pasar e-commerce terbesar di dunia. Tumbuhnya aplikasi lokal yang mengarah ke transaksi online seperti e-ticketing dan lainnya, diduga bisa menjadi pemicu tumbuhnya perdagangan online di Indonesia.
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan riset dari Indonesia Security Incident Responses Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII), pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia tumbuh 2.600 persen dari 2 juta orang pada 2000 meningkat menjadi 63 juta pada 2012.
Bahkan dari survei sejumlah lembaga internasional seperti Nielsen, BCG, dan Yahoo, jumlah pengguna Internet di Indonesia akan melonjak hingga 146 juta orang pada 2015. Lebih dahsyat lagi bila melihat volume trafik, yang meningkat juga hingga lebih dari 2 juta persen dalam 10 tahun terakhir hingga mencapai 64 GB pada akhir 2012.
Walaupun pasar terbuka lebar, ada tiga tantangan utama dalam bisnis online di Indonesia. Pertama, mengubah budaya yang tadinya beli di toko dengan melihat langsung barang, berubah dengan secara online. Kedua, kejelasan aturan yang memayungi dan melindungi transaksi bisnis online. Dan ketiga, banyaknya penipuan jual barang mendompleng bisnis online.