MAJALAH ICT – Jakarta. Untuk mengembangkan konsep Smart City mulai terwujud, Bandung memperkuat kehadirannya dengan ‘command center’. Ruang pemantau kota berfungsi mengkontrol data internal, selain itu, Dalam Command Center terdapat banyak aplikasi yang bisa memonitor langsung keadaan kota kembang tersebut.
Demikian disampaikan Walikota Bandung Ridwan Kamil pada pembukaan Festival TIK, di Kota Bandung. Dengan kehadiran Command Center diharapkan akan mempermudah pengawasan Kota Bandung sebagai upaya perbaikan pelayan publik kepada warga.
"Command Center atau Ruang pemantau kota berfungsi mengkontrol data internal, selain itu, Dalam Command Center terdapat banyak aplikasi yang bisa memonitor langsung keadaan kota kembang tersebut. Misalnya soal CCTV yang merekam keadaan lalu lintas sehingga pelanggar akan terdeteksi langsung," harap Ridwan Kamil atau yang biasa dipanggil Emil.
Dijelaskannya, onsep smart city merupakan sebuah konsep bagaimana mengelola kota, dengan cara-cara yang cerdas, kalau tidak perlu kelapangan jangan ke lapangan selama teknologi bisa memberikan alternatif. Katanya, smart city juga berfungsi memonitor data-data yang ada dilapangan, seperti data internet, data youtobe, cuaca, kemacetan, pergerakan lalu lintas. Saat ini Bandung baru mempunyai 40 aplikasi salah satunya untuk mengontrol kinerja di setiap dinas.
"Dengan penerapan konsep smart city, ini erdampak kepada tingkat pertumbuhan ekonomi di kota Bandung hampir 90 persen yang merupakan tertinggi di Indonesia. Selain itu, tingkat komunikasi di Kota Bandung meningkat dengan prosentase lebih dari 90 persen. Komunikasinya berlangsung transparan melalui berbagai aplikasi," jelasnya.
Hasilnya, ungkap Emil, tingkat kepercayaan publik terhadap Kota bandung diatas 90 persen, dimana salah satu indikator aksesnya terhadap informasi, dan komunikasi meningkat. "Mudah-mudahan smart city ini, kita perlihatkan ke dunia bahwa ada akselerasi percepatan pelayanan birokrasi berbasis teknologi.," pungkasnya.