Search
Kamis 10 Oktober 2024
  • :
  • :

Kaleidoskop November 2015: Go-Jek Mengaku Rugi, Pengemudi Ancam Mogok

MAJALAH ICT – Jakarta. Manajemen Go-Jek di bawah CEO Nadiem Makarim mengaku merugi dengan bisnis usahanya. Untuk mengurangi kerugian, manajemen Go-Jek akan mengurangi tarif pemasukan bagi pengemudi per hari ini lebih bertujuan untuk mengurangi kerugian dan demi menjamin kesejahteraan pengemudi beserta keluarganya.

Demikian hal tersebut disampaikan manajemen Go-Jek melalui pesan singkat kepada para penemudi Go-Jek. Menurut SMS yang beredar, dinyatakan bahwa sejak sebelum Agustus, manajemen telah mengeluarkan dana untuk promosi agar order yang didapat driver meningkat. "Sejak saat itu sampai saat ini, manajemen tetap beroperasi dengan merugi demi kesejahteraan rekan-rekan driver," kata manajemen Go-Jek.

Karena itu, tambah manajemen Go-Jek, maka akan ada pengurangan tarif pemasukan bagi pengemudi per hari ini. "Semua perubahan ini sudah kami pertimbangkan dengan sangat seksama, dan keputusan ini diambil agar Go-Jek dapat maju dan dapat makin mensejahterakan semua pihak, terutama rekan-rekan driver," tulis manajemen lagi.

Menghadapi kenyataan bahwa pendapatannya akan dikurangi, para peng-gojek berencana untuk mogok kerja. Informasi soal mogok kerja sudah disebarkan dari mulut ke mulut. 

Selain soal pengurangan pendapatan, pengemudi Go-Jek juga merasa sudah habis kesabarannya karena banyak kebijakan manajemen Go-Jek akhir-akhir ini merugikan pengemudi. "Biaya antar pelanggan sebulan ini makin lama makin kecil. Kemudian pembayaran juga tertunda dengan alasan yang tidak jelas," kata seorang peng-gojek kepada Majalah ICT.

Manajemen Go-Jek sendiri mengancam pengemudi yang mogok akan dikeluarkan. Bahkan secara keras dikatakan bahwa yang sudah tidak betah bergabung dengan Go-Jek dipersilakan untuk keluar. Dari pembicaraan dengan beberapa analis, diperkirakan dengan asumsi Go-Jek memiliki 100 ribu pengemudi aktif, dan masing-masing mendapat tambahan subsidi Rp.50 ribu per hari, maka Go-Jek harus menggelontorkan dana sebesar Rp. 5 miliar tiap harinya. Untuk saja, disebutkan bahwa manajemen di bawah Nadiem Makarim mendapat suntikan dana segar dari investor sebesar 200 juta dolar AS atau sekitar Rp.2,6 triliun.