MAJALAH ICT – Jakarta. Hong Hai Precision yang juga dikenal sebagai Foxconn telah membatalkan rencana untuk membangun pabrik handset di Indonesia dan saat ini sedang mempertimbangkan investasi di tetangga Malaysia.
Foxconn, produsen kontrak elektronik terbesar di dunia, telah meminta pemerintah Indonesia untuk membebaskan tanah dengan imbalan 1 miliar dolar investasi, yang itu diumumkan pada bulan Januari 2014. Perusahaan ini membuat keputusan setelah menganggap bahwa harga tanah di Cakung, Jakarta Timur, terlalu tinggi, dan pemerintah gagal untuk menanggapi permintaan tersebut, seperti disampaikan Suryo Bambang Sulistyo, Ketua Kamar Dagang Indonesia dan Industri.
Perusahaan berbasis di Taiwan dalam sebuah pernyataan menegaskan tidak akan mempertimbangkan investasi di Indonesia atau pasar lain "Hanya jika Mereka masuk akal komersial" dan akan terus melihat peluang di Indonesia seperti investasi tidak di sejumlah pasar lain.
Sebuah peraturan baru di Indonesia menegaskan perlunya 30 persen dari komponen perangkat LTE harus bersumber dari dalam negeri dan ini akan memaksa merek internasional untuk memikirkan kembali strategi mereka untuk Indonesia. Pekan lalu pembuat perangkat Taiwan Acer mengumumkan mencari mitra OEM di Indonesia untuk memproduksi smartphone untuk menghindari bea masuk yang tinggi. Pada bulan April pembuat smartphone Xiaomi Cina mengatakan akan berinvestasi di Indonesia untuk mematuhi aturan mengenai konten lokal.
Foxconn sendiri telah mengatur produksi di India, dimana pertumbuhan smartphone telah begitu Melonjak. Mengumumkan rencana untuk berinvestasi 5 miliar dolar di sebuah pabrik di negara bagian Maharashtra, dimana akan direkrut pula 50 ribu orang pekerja.