MAJALAH ICT – Jakarta. Maraknya penggunaan media sosial sebagai alat memprovokasi massa, mendapat perhatian dari Kepala Kepolisian RI Tito Karnavian. Tito berharap publik tidak mudah percaya terhadap informasi atau kabar yang berkembang atau viral melalui media sosial (medsos), apalagi dalam menyambut proses pemilihan kepala daerah (pilkada) seperti saat ini.
Demikian dikatakan Tito menanggapi adanya kabar yang beredar di medsos bahwa dirinya telah memerintahkan Bareskrim memeriksa Amies Rais, setelah demonstrasi yang digelar di Bareskrim dan Balai Kota Jakarta pada Jumat (14/10) lalu. "Saya melihat ada beberapa berita hoax untuk menyudutkan saya akhir-akhir ini. Seperti slide isi arahan saya yang tidak benar dan tidak jelas sumbernya, juga seolah-olah ada perintah saya untuk memeriksa Pak Amien Rais, padahal tidak ada perintah saya, terutama terkait masalah Gubernur Ahok," katanya.
Dijelaskannya, medsos telah digunakan sebagai instrumen untuk mengangkat elektabilitas pasangan calon tertentu dan juga digunakan menyerang pesaing atau pihak-pihak yang tidak disukai.
Mengenai hubungan dengan petahana Gubernur Basuki Tjahaya Purnama, Tito menjelaskan bahwa saat menjabat kapolda pada 2015, dirinya harus menjalin hubungan yang baik dengan komunitas pemimpin di Jakarta, termasuk dengan Gubernur Ahok. "Hubungan saya sebatas profesional sebagai kapolda dan gubernur di tahun 2015. Sesama Forkompimda harus baik hubungannya, karena bagian dari komunitas pemimpin Jakarta. Kalau hubungan antarpimpinan tidak baik, kasihan rakyat akan dirugikan," katanya.
Untuk itu, Tito berharap masyarakat tidak begitu saja menyerap apa yang di-upload dan di-viral-kan di media sosial. "Medsos tidak bertuan. Setiap orang dapat membuat sesuatu dan sengaja di-viral-kan untuk agenda mereka sendiri. Mari kita gunakan cara damai, cerdas, demokratis dan tanpa kekerasan atau ancaman untuk menunjukkan bahwa bangsa kita adalah bangsa beradab yang sudah dewasa dalam berdemokrasi," tandasnya.