Search
Sabtu 25 Januari 2025
  • :
  • :

Kementerian Kominfo Ajak Pengembang Isi Aplikasi Desa Broadband Terpadu

MAJALAH ICT – Jakarta. Dalam rangka pengembangan potensi desa melalui pemanfaatan teknologi infomasi dan komunikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika akan melakukan program pembangunan Desa Broadband Terpadu pada beberapa kabupaten/ kota Lokasi Prioritas. Desa Broadband Terpadu adalah desa yang akan disediakan akses internet, perangkat akhir pengguna dan aplikasi yang sesuai dengan karakteristik penduduk setempat untuk memberdayakan potensi desa.

Menurut Kepala Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Ismail Cawidu, Program Desa Broadband Terpadu ini merupakan program penyediaan akses internet secara komunal yang pada tahun 2015 akan dibangun sebanyak 50 desa dan akan terus dikembangkan pada tahun-tahun mendatang. "Dalam portal Desa Broadband Terpadu, disediakan aplikasi yang diperuntukkan bagi masyarakat desa yang dapat diakses dengan alamat domain broadband.desa.id," jelasnya.

Untuk itu, terang Ismail, Kementerian Kominfo membuka peluang bagi pengembang aplikasi lokal untuk berpartisipasi dalam program tersebut dengan mengirimkan dan menempatkan aplikasi yang dimiliki kedalam program Desa Broadband Terpadu. "Dalam hal ini, Kementerian Kominfo tidak menyediakan dana pengembangan aplikasi tetapi hanya menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan agar aplikasi yang ditempatkan tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya," katanya.

Ditambahkannya, dengan menempatkan aplikasi pada program Desa Broadband Terpadu, pengembang memiliki keuntungan untuk dapat mempromosikan produknya melalui jaringan yang sudah disediakan Kominfo secara gratis dan dapat menghemat biaya uji coba/ trial and error karena langsung dinilai oleh masyarakat. Selain itu dapat menumbuhkan model bisnis baru yang bisa diterapkan oleh pengembang kepada masyarakat yang ingin menggunakan aplikasi secara lebih private.

Ismail menjelaskan, adapun kriteria aplikasi yang dapat dimasukkan dalam Desa Broadband Terpadu tersebut adalah berbasis web, mempunyai tampilan yang responsive (dapat menyesuaikan untuk tampilan di Smartphone, tablet dan PC), aplikasi sudah jadi (tidak dalam tahap pengembangan), tidak membutuhkan biaya lisensi apapun, aplikasi tidak dibatasi hanya untuk keperluan produktif, dibuka juga untuk aplikasi yang bisa digunakan oleh anak-anak, ibu rumah tangga dan lainnya yang bersifat mendidik. "Aplikasi diutamakan memiliki konten yang dapat dipakai oleh penduduk pertanian, nelayan dan pedalaman," pungkasnya.