MAJALAH ICT – Jakarta. Berdasar hasil evaluasi Bappenas 2013 untuk RPJM paruh waktu 2010-2014, Kementerian Komunikai dan Informatika dinilai bahwa secara umum pencapaian pembangunan komunikasi dan informatika untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan Pasca konflik, perbatasan masih belum mencapai target yang ditetapkan.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Litbang SDM Kemkominfo, Aizirman Djusan saat membuka Seminar Laporan Akhir Studi Pengembangan Desa Informasi Berbasis TIK di Wilayah Perbatasan di Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari indikator utama prioritas yaitu rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal, target (7,1%) sedangkan pencapaian tahun 2012 (6,1%), tingkat kemiskinan di daerah tertinggal target awal tahun 2014 (14,2%), pencapaian tahun 2012 (18,31%) dan indeks pembangunan manusia (IPM) di daerah tertinggal, target tahun 2014 (72,2%) dan pencapaian tahun 2012 (67,48 %). "Secara keseluruhan program tersebut masih memerlukan kerja keras untuk mencapai target 2014," katanya sebagaimana dilansir dari laman Kominfo. Menurutnya, data tersebut memperlihatkan masih terdapat masalah pembangunan di daerah perbatasan termasuk desa informasi yang letaknya pada daerah geografis tersebut
Berdasarkan Evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah paruh waktu 2010-2014, Kementerian Komunikasi dan Informatika, hingga pertengahan 2012, telah melakukan pembangunan sarana dan prasarana TIK, di daerah tertinggal, dan perbatasan. Capaikan kebijakan tersebut, Lanjut Aizirman, antara lain tersedianya jasa akses layanan komunikasi dan Informatika yang mencakup 30.441 Desa Berdering atau 92% dari target dan 6.694 desa pusat layanan Internet Kecamatan (PLIK) atau 116,5%, "Data ini memperlihatkan kesungguhan Kemkominfo dalam mewujudkan Indonesia connected dan merupakan prestasi gemilang bila dibandingkan dengan luasnya geografi Indonesia," ujarnya.
Menurutnya sektor Komunikasi dan Informatika dalam mencapai terwujudnya masyarakat informatif yang sejahtera telah menetapkan beberapa miles stone penting bagi bangsa ini. Pada tahun 2013 ini, Indonesia ditargetkan memasuki era Indonesia Connected, kemudian ditargetkan menjadi Indonesia informatif, Indonesia Broadband, dan Indonesia digital masing-masing di Tahun 2014, 2015 dan 2018.
Dari 500 Desa Informasi yang dirintis pembentuknnya hingga tahun 2014 mendatang, menurut Aizirman, sekitar 200 desa sudah dibentuk di sejumlah provinsi, termasuk wilayah perbatasan.
"Sasaran utama dari pelaksanaan program Desa Informasi adalah pemberdayaan dan pengembangan kemampuan masyarakat di perbatasan, di bidang informasi dan komunikasi secara sinergi dan berkesinambungan."Ujarnya
Dengan adanya akses informasi yang merata, diharapkan masyarkat semakin mendapat manfaat positif untuk memajukan seluruh aspek pembangunan di daerahnya. "Desa Informasi ini penting untuk pemerataan informasi antara masyarakat di pusat kota dengan yang berada di wilayah perbatasan, sekaligus juga mengurangi derasnya informasi asing yang masuk dari negara-negara tetangga," katanya
Aizirman mengatakan dalam program desa informasi sejumlah unsur yang dikembangkan dan dimaksimalkan penggunaanya kepada warga masyarakat, antara lain pengembangan radio komunitas, pelayanan telekomunikasi berupa desa berdering, pelayanan akses internet yakni Desa Punya Internet (Desa Pinter), PLIK, MPLIK, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) hingga penyediaan layanan dan fasilitas televisi berlangganan.