MAJALAH ICT – Jakarta. Kementerian Komunikasi dan Informatika melaporkan perkembangan layanan telekomunikasi di wilayah yang terkena bencana banjir maupun gunung meletus sampai sejauh belum terlalu mengganggu dalam pemberian layanan komunikasi bagi masyarakat. Seperti disampaikan Kepala Informasi dan Humas Kementerian Kominfo, Gatot S. Dewa Broto, di Jakarta dan Karo layanan telekomunikasi aman, namun di Manado beberapa BTS emapta mati sehingga tidak bisa dipakai untuk layanan telekomunikasi.
"Sejauh ini seluruh BTS yang mencakup Kabupaten Karo sampai dengan tanggal 18 Januari 2014 tidak sampai ada yang mati meskipun terkena abu letusan (mengingat keberadaan BTS relaif jauh dari jarak luncuran awan panas vulkanik). Sehingga komunikasi masih berlangsung cukup baik meskipun trafik telekomuniksi mengalami peningkatan baik untuk komunikasi antar warga dan yang ada di area pengungsian maupun sejumlah relawan. Demikian pula dengan kontribusi sosialnya, dimana beberapa penyelenggara telekomunikasi telah mendirikan posko bantuan dan menyalurkan donasi sembako, obat-obatan, alas tidur, selimut, masker serta menyediakan layanan telepon umum gratis dan membagikan kartu-kartu perdana bagi yang membutuhkan," terang Gatot mengenai kondisi di wilayah yang terkena letusan Gunung Sinabung.
Sementara terkait musibah banjir bandang di Manado, dijelaskannya, telah dilaporkan adanya sejumlah BTS yang sempat tidak berfungsi khususnya saat banjir bandang dan tanah longsor yang sangat massif terjadi, dan hal tersebut adalah sebagai akibat aliran listrik dari PLN di beberapa lokasi terputus. "Hal tersebut berpengaruh pada beberapa BTS beberapa peyelenggara telekomunikasi yang sempat down. Proses perbaikan masih terus berlangsung di antaranya dengan pengiriman sejumlah genset dengan tujuan agar layanan tetap dapat dinikmati para pelanggannya masing-masing. Hanya saja kendalanya adalah ada beberapa BTS 2G dan 3G yang belum pulih sepenuhnya, karena akses jalan ke lokasi bebeapa BTS yang bermasalah masih belum bisa ditembus (berlumpur) dan dan bahkan ada site yang masih terendam banjir mengingat dampak musibah bencana di Manado, Minahasa, Tomohon dan sekitarnya sangat massif dan berdampak luas. Untuk itu team di lapangan terus berusaha memulihkan kondisi dan layanan," papar Gatot.
Ditambahkan Gatot, mengingat komunikasi suara sangat dibutuhkan untuk koordinasi dan berbagi informasi bagi petugas lapangan, maka beberapa penyelenggara telekomunikasi menghimbau agar masyarakat bisa lebih menggunakan layanan SMS atau komunikasi data pada umunya sebagai alternatif komunikasi untuk tetap memperoleh kenyamanan dlam berkomunikasi. "Beberapa penyelenggara telekomunikasi juga telah membantu kemudahan komunikasi di antaranya dengan telepon, SMS dan internet gratis untuk nilai tertentu hingga 2 minggu berikutnya serta fasilitas komunikasi untuk team relawan. Demikian pula bantuan sosial berupa makanan, obat-obatan, pakaian kering, selimut, pembalut, popok bayi dan kebutuhan pokok lainnya," lanjutnya.
Sementara untuk musibah banjir di Jakarta dan sekitarnya, menurut Gatot sejauh ini belum ada laporan adanya infrastruktur yang terganggu. Namun demikian para penyelenggara telekomunikasi tetap siaga untuk mengantisipasi kemungkinan yang terburuk dari banjir di Jakarta dan sekitarnya yang masih mungkin terus berlangsung hingga beberapa minggu ke depan, termasuk kemungkinan jika sampai ada smelter BTS yang tergenang, karena jika itu terjadi BTS akan tidak berfungsi. "Hal ini penting, karena kegagalan dalam penanganan infrastruktur dan layanan telekomunikasi di Jakarta dan sekitarnya mudah menjadi sorotan nasional secara tajam. Beberapa penyelenggara telekomunikasi juga telah mendirikan posko bantuan, penyaluran donasi sembako, obat-obatan, peyedian telepon umum gratis dan akses internet serta membagikan kartu perdana bagi yang membutuhkan," pungkas Gatot.