MAJALAH ICT – Jakarta. Persaingan di sektor telekomunikasi kian memanas dalam beberapa waktu terakhir ini. Hal itu apalagi setelah Indosat Ooredoo mengibarkan bendera perang kepada operator telekomunikasi nomor satu di Indonesia, Telkomsel. Indosat secara terang-terangan menyerang Telkomsel dalam mempromosikan produknya. Persaingan ini memang tidak terlepas dari posisi Indosat sebagai operator telekomunikasi nomor dua, dan keingannya untuk bisa merangsek naik ke atas, tahta yang kini dipegang Telkomsel.
Dalam foto yang ramai beredar di media sosial, dalam promosi produknya, di salah satu spanduk dengan dominasi warna kuning tertulis "Cuma IM3 Ooredoo nelpon Rp 1/detik, Telkomsel? Gak mungkin." Sementara untuk poster, berisi tulisan, "Saya sudah buktikan nelpon ke Telkomsel Rp.1/detik."
Mengenai kebenaran foto spanduk dan poster yang beredar, Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli, membenarkan keberadaan foto-foto spanduk Indosat tersebut. Namun, Alex menyatakan bahwa foto-foto itu bukanlah iklan. "Itu bukan iklan. Hanya aktivitas akuisisi saja, event di booth," tandas Alex.
Sementara itu, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo Deva Rachman mengungkapkan, kegiatan yang ada dalam foto tersebut adalah bagian dari program edukasi dan testimoni pelanggan yang dilakukan Indosat luar Pulau Jawa.
"Perlu kami sampaikan bahwa program tarif ini didasarkan pada hasil survei yang dilakukan terhadap pelanggan operator di luar Jawa yang mengatakan tarif telepon mahal dan mereka tidak memiliki pilihan lain," katanya.
Menurut Deva, pihaknya prihatin karena dinamika pasar di luar pulau Jawa yang tidak berkembang dan terjadi situasi monopolistik di pasar karena saat ini lebih dari 80 persen pasar di luar pulau Jawa hanya dikuasai oleh satu pemain dominan dunia telekomunikasi. "Indosat pun meminta pemerintah menegakkan regulasi terkait persaingan yang menurut mereka tidak sehat itu. Karena itu Indosat Ooredoo berupaya masuk pasar luar Pulau Jawa dengan menerapkan tarif Rp.1/detik," pungkas Deva.