Search
Jumat 17 Januari 2025
  • :
  • :

Ketika Situs Perselingkuhan Diretas Hacker, 37 Juta Pengguna Ketar-Ketir

MAJALAH ICT – Jakarta. Ashley Madison, website yang menghubungkan orang yang ingin memiliki perselingkuhan, mengklaim telah menghapus semua data pelanggan yang bocor dari internet setelah hacker menyebarluaskan informasi pribadi yang sensitif dari 37 juta pelanggan layanan online tersebut.

Avid Life Media (ALM), perusahaan Kanada yang mengoperasikan situs Ashley Madison, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menggunakan Digital Millennium Copyright Act (DMCA) untuk memaksa penghapusan informasi yang sangat sensitif tersebut

"Tim kami sekarang telah berhasil menghapus semua posting terkait dengan insiden ini serta semua informasi pribadi tentang pengguna yang dipublikasikan secara online. Kami selalu memiliki kerahasiaan informasi pelanggan terkemuka kami dan dan sangat senang bahwa ketentuan termasuk dalam DMCA yang telah efektif dalam mengatasi masalah ini. "

Kebanyakan pelanggan yang informasi pribadinya diretas dalam serangan itu tampaknya tidak akan sepenuhnya terhibur oleh pernyataan ini, dan masih ketar-ketir bahwa data rahasia keberadaan mereka telah diretas oleh para hacker tersebut. 

Pada hari Minggu (19 Juli) seorang hacker bersandi The Impact Team, meterbitkan sekitar 40MB data yang diambil dari dari jaringan internal Ashley Madison, termasuk database pelanggan. Data bocor disertai dengan upaya para hacker untuk mematikan situs terebut. Hacker memperingatkan bahwa permintaan ini tidak terpenuhi, maka informasi pelanggan akan bocor online setiap hari.

Perusahaan itu mengatakan bahwa itu bekerja dengan "salah satu tim papan atas keamanan TI dunia" dan bahwa "tim ahli forensik dan profesional keamanan, selain penegakan hukum, terus menyelidiki insiden ini dan kami akan terus memberikan update jika ada informasi yang tersedia".

Website Ashley Madison memang agak di luar kebiasaan dimana situs ini menghubungkan orang yang sudah menikah tapi ingin memiliki hubungan di luar nikah. Pengguna situs ini cukup besar, mencapai 37 juta pelanggan di seluruh dunia, dengan sebagian besar dari mereka berada di Amerika Serikat. Yang tak kalah menarik, perusahaan ini merencanakan untuk IPO yang berharap dapat 200 juta dolar AS atau Rp.2,6 triliun guna membantu mendanai ekspansinya ke "pasar perzinahan internasional".