MAJALAH ICT – Jakarta. Isu penyadapan oleh Australia terhadap Indonesia mencuat lagi. ‘Bullying’ negara tetangga terhadap Indonesia ini juga diamati perkembangannya oleh para peretas Indonesia. Saat ini, para peretas sedang dalam posisi siaga, dan siap menyerang jika memang dibutuhkan atau apa yang dilakukan Australia meninyinggung harga diri bangsa.
Seorang hacker yang beberapa bula lalu ikut menyerang beberapa situs pemerintah Australia menyatakan dirinya dan teman-teman hacker masih melihat kondisi lebih dulu. "Jika diperlukan dan disepakat teman-teman, kita akan gelar kembali serangan terhadap Australia. #op Australia mungkin dihidupkan kembali," katanya.
Memang saat ini belum nampak ada situs pemerintahan Australia yang tumbang. Hal itu memang karena belum ada serangan apapun dari para peretas. Namun, jika memang Australia juga tidak meminta maaf secara terbuka, serangan akan dilakukan kembali.
Sebagaimana diketahui, November lalu, sebagai buntut penyadapan yang dilakukan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, para menteri dan juga Ibu Negara, para hacker bahu-membahu menyerang situs-situs pemerintahan. Tidak sembarangan situs diserang, melainkan situs intelijen, perbankan termasuk kepolisian Australia diserang dan dibuat semaput, down berhari hari.
Serangan sebelumnya dilancarkan dengan metode DDOS (distributed denial of service). Dimana sebuah situs diserang beramai-ramai pada waktu yang sama.