MAJALAH ICT – Jakarta. Puslitbang Literasi dan Profesi Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Serikat Buruh Migran Indonesia Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Bimbingan Teknis Literasi TIK bagi Komunitas Perempuan Buruh Migran di Malang, Jawa Timur.
Bertempat di Hotel Beleva M-Square Malang, bimtek itu dihadiri kurang lebih 100 peserta buruh migran se-Jawa Timur selama sehari penuh. Sesi pertama diisi dengan Diskusi Panel dan siangnya akan diisi dengan Pelatihan Literasi TIK dari instruktur BPPTIK Cikarang dan BPRTIK Ciputat.
"Pelatihan ini merupakan salah satu upaya Kementerian Kominfo dalam pengembangan kapasitas sumber daya manusia nasional di bidang komunikasi dan informatika," kata Kapuslitbang Literasi dan Profesi Gati Gayatri.
Sebagian besar peserta yang hadir merupakan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dan langsung membawa beberapa sampel produk mereka, seperti produk olahan jamu dan keripik pisang. Melihat hal tersebut Gati Gayatri dengan antusias mengatakan bahwa produk-produk tersebut bisa menjadi contoh saat pelatihan. "Mungkin nanti jamu dan kripik pisangnya bisa dijadikan objek latihan ya, praktik langsung bagaimana memasarkan produk tersebut secara online," kata Gati Gayatri.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kemkominfo Basuki Yusuf Iskandar dalam sambutannya menyampaikan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berperan besar dalam memberi kesempatan bagi masyarakat untuk membuka usaha. "Sekarang usaha itu ga perlu gedung, ga perlu mall. Dengan IT kita bisa bekerja, berusaha melalui gadget kita. Ini adalah kesempatan luas bagi kita untuk berdagang dan berbisnis secara online," kata Basuki.
Namun memang, ia melanjutkan, masyarakat sebagai pelaku usaha perlu memahami mengenai e-business.Apalagi, menurutnya, pemerintah sangat mendukung para pelaku UKM untuk berdagang melalui online. "Bunga yang diterapkan oleh pemerintah saat ini adalah 9%, namun menurut Presiden Jokowi angka tersebut masih terlalu tinggi. Pemerintah berencana untuk menurunkan angka tersebut menjadi 7%," papar Basuki.
Dalam kesempatan tersebut Basuki juga menyampaikan harapannya terhadap serikat buruh migran dan kelompok pelaku UKM dari buruh migran untuk bisa terus bergerak dan bekerjasama. "Saya harap serikat ini bisa saling bekerjasama. Karena kadang keterbatasan modal jadi hambatan. Kita harus tetap bergerak, terserah mau jalan sendiri-sendiri monggo, mau bareng-bareng monggo," kata Basuki. Menurutnya, kerjasama diperlukan karena selama ini wanita sering memiliki isu kepercayaan diri dan rasa keberanian yang rendah.