MAJALAH ICT – Jakarta. Pemerintah tengah melakukan percepatan transformasi digital nasional. Salah satu langkah yang dilakukan dengan menyelenggarakan program pelatihan dengan menjangkau masyarakat luas.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengajak sivitas akademik dan perguruan tinggi ambil bagian dalam menyiapkan talenta digital nasional.
“Kementerian Kominfo menyediakan digital talent di semua level, yang paling basic melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD),” ujarnya saat menghadiri UPH Festival 2022 di Kampus UPH Tangerang, Banten.
Menteri Johnny menjelaskan, Kementerian Kominfo menyiapkan program GNLD melalui pelatihan dengan empat kurikulum dasar yang mencakup digital safety, digital skills, digital culture, dan digital ethics.
“Pelatihan ini untuk tahu apa dan bagaimana menggunakan gadget agar mereka bisa memanfaatkan digital economy, bisa memanfaatkan e-commerce, anak-anak sekolah kita bisa memanfaatkan digital edutech, e-health dan lain sebagainya,” jelasnya.
Pada level menengah atau intermediate, Kementerian Kominfo menyediakan pelatihan Digital Talent Scholarship. Setiap tahun, pelatihan itu menargetkan sekitar 200 ribu tenaga terampil tingkat menengah atau intermediate digital skills.
“Siapa saja mereka? Siswa tamatan sekolah menengah atas atau sederajat, para mahasiswa atau tamatan sarjana baru untuk mengambil program didalamnya, bekerja sama dengan technology company yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Menurut Menteri Johnny, program DTS memiliki beberapa jenis pelatihan seperti coding, artificial intelligence, virtual reality, augmented reality, internet of things, big data, hingga digital marketing.
“Saya mendorong dan mengundang para mahasiswa sekalian untuk jangan tergantung pada jurusan yang kita ambil saja, tapi ini enabler juga untuk kita semuanya mengetahui dan bisa masuk ke digitalisasi. Jadi para mahasiswa-mahasiswa Universitas Pelita Harapan, termasuk yang hari ini empat ribu hadir (tatap muka dan virtual). Please join us, gabung agar kita menghasilkan dan menyiapkan talenta-talenta digital” jelasnya.
Menkominfo menegaskan program pelatihan digital itu dihadirkan agak jangan sampai terjadi kekosongan tenaga ahli digital di dalam negeri. Demikian halnya, para milenial Indonesia jangan hanya menjadi penonton di negerinya sendiri.
“Bahkan nanti karena kebutuhannya, talent-talent dari bangsa dan negara lain datang dan mengisi kebutuhan digital talent Indonesia. Isilah itu oleh kita sendiri melalui inovasi dan kreasi di bidang digital, karena milenial adalah digital native,” tandasnya.
Kepada Rektor dan pimpinan civitas UPH, Menteri Johnny mengajak ambil bagian dalam program Digital Leadership Academy (DLA). Program pelatihan tersebut menurutnya menjadi penting, karena advance digital skills harus dihasilkan.
“Kita melakukan kerja sama dengan berbagai universitas untuk memastikan tersedianya policy makers di bidang digital. Pada saat di mana kita mengembangkan Program Smart City, harus ada policy makers di daerah-daerah. Pada saat kita mendorong e-commerce, unicorn, startup digital kita perlu diberikan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan digital policy,” ujarnya.
Adapun program DLA sendiri bekerja sama dengan 8 perguruan tinggi dunia, yakni Tsinghua University, National University of Singapore, Oxford University, Cambridge University, Imperial College London, Harvard Kennedy School, Cornell University, dan MIT.
“Saya mengundang para dosen, para kepala dinas, bupati, walikota, sekretaris daerah di seluruh daerah. Mari manfaatkan (Program DLA Kominfo), sekitar 500 seat per tahun untuk ambil bagian di dalamnya. Sekali lagi, saya mengundang untuk mengambil bagiannya menjadi digital master dan mentor, karena ini kita lakukan untuk kita semuanya,” imbuhnya.
UPH Festival 2022 dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekenomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Rektor UPH Jonathan L. Parapak, serta sejumlah pimpinan civitas UPH.