MAJALAH ICT – Jakarta. Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong pemanfaatan teknologi sebagai enabler aktivitas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi rakyat. “Ini perubahan yang ada terjadi terhadap aplikasi. Ini merupakan pemberdayaan rakyat dan beyond the technology,” jelas Menteri Kominfo Rudiantara dalam Peluncuran Universitas Padjajaran–BUMN Center of Excellence di Jakarta, Senin (9/05/2016).
Dalam acara bertema “Stimulasi dan Pengaturan Over The Top (OTT) untuk Kemajuan Industri Telematika” itu, Menteri Rudiantara menyatakan dukungan terhadap teknologi aplikasi yang dimanfaatkan untuk beragam kebutuhan masyarakat. Ia mencontohkan aplikasi Halodoc dan Grab Uber sebagai aplikasi beyond the technology. “Aplikasi Halodoc menyediakan 16.000 dokter dan pemegang ponsel dapat membuat janji konsultasi dengan para dokter dan dalam waktu dua jam pasien sudah menerima obat dari dokter,” tutur Rudiantara. Sementara Grab dan Uber yang ditata menjadi koperasi dapat dikembangkan sebagai usaha kecil menengah agar bisa difasilitasi mendapatkan kredit usaha rakyat.
Upaya nyata pemerintah untuk mendorong pengembangan aplikasi beyond technology dinyatakan oleh Rudiantara dengan pengembangan broadband sebagai ekosistem network, serta device dan application. “Kalau di Jakarta rata-rata troughput 7 megabit/second dibandingkan di Papua, Freeport rata-rata hanya 3 megabit/second, mengapa, karena jaringan tidak ada. Pemerintah akan terus melayani daerah yang belum mendapatkan jaringan melalui USO yakni masih 114 lagi. Dengan menerapkan Palapa Ring. (Kini) yang sudah dijalankan adalah Paket Barat dan Tengah menyusul Paket Timur yang akan dijalankan. Ini merupakan tol informasi,” tegas Menkominfo Rudiantara.
Mengenai aspek device, Menkominfo menyebutkan bahwa pemerintah telah menetapkan untuk perangkat berbasis 4G harus mempunyai komponen lokal. “Bersama Kementerian Perindustrian ditetapkan kewajiban lokal kombinasi antara sofware dan hardware, karena software-lah yang akan membuat industri Indonesia menang di masa mendatang," terangnya.
Pada sisi application pemerintah akan memfokuskan pada E-commerce yang ditargetkan pada 2020. "E-commerce Indonesia sudah mencapai US$ 130 miliar yang akan berkembang dengan cepat,” tandas Rudiantara seraya menjelaskan bahwa untuk mengatur layanan OTT, Pemerintah telah mengeluarkan Draft Peraturan Menteri dalam Penataan OTT yang didalamnya mengatur masalah customer service, customer protection dan level playing field.
Dalam acara tersebut hadir pula Menteri BUMN Rini Soewandi, Menristekdikti Muhammad Natsir serta Rektor Universitas Padjadjaran Tri Hanggono Achmad.