MAJALAH ICT – Jakarta. Kementerian Kominfo bekerja sama dengan National Center of Incident readiness and Strategy for Cybersecurity (NISC), Japan, ID-SIRTII, dan Sekretariat ASEAN menyelenggarakan The 8th ASEAN Japan Information Security Policy (AJISP) Meeting , di Alam Sutera, Banten. Forum ini dihadiri oleh para delegasi dari negara-negara ASEAN; Vietnam, Thailand, Singapore, Philippines, Myanmar, Japan, Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Lao PDR, dan Malaysia. Para delegasi pada kesempatan tersebut memaparkan informasi, perkembangan terkini, dan ide-ide tentang kebijakan keamanan informasi.
Dalam pertemuan dua hari ini, dibahas beberapa topik dan agenda seperti awareness raising acitvities, ASEAN-Japan Collaboration on Information Security, ASEAN-Japan Communication Check Exercise, dan site visit to Air Navigation Indonesia.
Bambang Heru Tjahjono selaku Dirjen Aplikasi dan Informatika, Kementerian Kominfo, mengatakan bahwa penggunaan internet berkembang sangat cepat namun tidak berbanding lurus dengan munculnya kesadaran masyarakat terkait kepekaan terhadap data pribadi. "Ini mengakibatkan penyalahgunaan informasi dan mengancam keamanan," kata Bambang Heru sebagaimana dikutip dari laman Kementerian.
Ditambahkannya, keamanan adalah suatu aset yang harus diperhatikan oleh stakeholders. "Bagaimana menjaga aspek keamanan informasi seperti integrity, confidentiality, dan availability, masih menjadi tantangan bagi kita," tandasnya. Karena itu, Dirjen Aptika ini mengharapkan dapat membentuk kebijakan-kebijakan regulasi pemerintah terkait keamanan informasi yang stabil dan efisien dalam memanfaatkan pemberdayaan ICT untuk kebaikan ASEAN-Japan
AJISP pertama kali diadakan pada tahun 2009 dan telah memberikan beberapa perbaikan pada sektor cybersecuritydalam kerjasana ASEAN-Japan. "AJISP 2015 ini memberikan manfaat khususnya untuk kerjasama pemerintah dengan pemerintah antara negara-negara ASEAN dan Japan, sehingga kita dapat memicu lingkungan kerjasama yang sehat dan adil untuk waktu kedepannya," pungkasnya.