MAJALAH ICT – Jakarta. Dalam Forum KTT G20 yang baru saja usai di Hangzhou, Indonesia mendukung diterapkannya kebijakan pertukaran informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan, guna meningkatkan pendapatan negara-negara berkembang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia mendorong dibentuknya sistem perpajakan internasional yang adil dan transparan. Selain itu, kepada sejumlah negara anggota G20, Indonesia juga mengimbau setiap negara untuk tidak membuat kebijakan yang merugikan negara lain.
Menurut Plt Kepala Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Noor Iza, mengenai perpajakan, pelaku bisnis digital domestik terkena pajak di Indonesia, demikian pula yang global, yaitu melalui skema Bentuk Usaha Tetap (BUT). "terkait Bentuk Usaha Tetap atau Permanent Establishment terus kita dorong. Google itu transaksinya diarahkan ke Google Inc yang berada di Singapura," Noor.
Noor Iza menambahkan, Petinggi Google telah menganggap penting Indonesia bagi google, sebagaimana India dan Brasil. "Kita telah sampaikan kepada Google untuk juga memperlakukan Tax yg setara di Indonesia. Transaksi yang masuk ke revenue google yang berasal berasal dari Indonesia dan ads yang ditujukan (targeted) untuk Indonesia bagaimana agar google juga membayar pajak. Dipersilakan google menempatkan permanent establishment di Indonesia. Kalau Indonesia dianggap sangat penting maka juga memberikan kesetaraan dalam hal transaksi dan pajak ini," jelas Noor.
Disampaikan juga bahwa pihak Kementerian Kominfo telah mengecek kondisi di India dimana google menempatkan permanent establishment di India sehingga transaksi dari india masuk ke google yg di India dan itu dikenakan pajak bahkan dengan angka persentasi pajak yang lebih besar. "Kita berharap google akan bisa arif dalam masalah bisnis ini dan memberikan kesetaraan. Transaksi-transaksi jangan di pool di negara tertentu saja, yang merugikan negara-negara yang memberikan expenditure nya ke google," harapnya.
Sebagaimana diketahui, belanja digital ads online tahun 2015 mencapai USD 800 juta lebih dari Rp. 11 triliun. Belanja ads online Indonesia 2016 mengalami kenaikan jauh lebih signifikan sekitar lebih dari 1 Milyar USD.