MAJALAH ICT – Jakarta. Broadband Commission atau Komisi Broadband Dunia baru saja mengeluarkan laporan "The State of Broadband 2015". Laporan yang dibuat sebagai hasil kerja sama International Telecommunication Union (ITU) dan UNESCO ini menempatkan Indonesia berada di posisi 143 dunia untuk penetrasi internet, dari 191 negara di dunia yang datanya dimiliki lembaga dunia tersebut.
Menduduki peringkat rendah tersebut, tercatat di Indonesia baru sekitar 17,1 persen dari penduduknya yang dapat mengakses internet. Posisi Indonesia tidak lebih baik jika diliat dari sesama negara berkembang, yang menunjukkan Indonesia menduduku peringkat ke-97.
Dalam pembangunan broadband, Indonesia terlihat lebih menonjol dalam pembangunan broadband bergerak atau mobile broadband. Untuk penggunaan broadband dengan perangkat ponsel maupun tablet ini, Indonesia ada di posisi ke-84. Meski demikian, Indonesia masih di bawah negara ASEAN lain seperti Singapura yang berada di posisi ke-2 dengan 156,1 persen, kemudian Malaysia dengan 58,3 persen di posisi ke-52 dan Thailand ke posisi ke 26 dengan 79,9 persen.
Sementara untuk pembangunan broadband tetap atau fixed broadband, Indonesia lebih di bawah lagi, yaitu posisi 133 dunia dengan pembangunan 1,2 persen. Saingan di atas Indonesia ada Viet Nam di posisi 94, dan Thailand di posisi 87 dengan 8,2 persen. Untuk pembangunan fixed broadband, peringkat pertama diduduki Monaco, kedua Siwss dan menyusul Denmark dengan 41,4 persen.