Search
Senin 29 April 2024
  • :
  • :

Komisi I DPR: Orang Indonesia Bisa Bangun E-Govt, Tidak Perlu Asing

MAJALAH ICT – Jakarta. Upaya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui PT PT Telekomunikasi Indonesia Tbk bekerja sama dengan Singapore Telecom menggarap pasar e-government di Indonesia menuai kritik pedas. Termasuk dari Komisi I DPR.

Seperti disampaikan Ketua Komisi I DPR-RI, Mahfudz Siddiq, proyek e-goverment merupakan kumpulan data yang dimiliki pemerintah seharusnya diperlakukan dengan tingkat keamanan tinggi dan tidak boleh sembarangan. "Saya pikir perusahaan Indonesia saja sanggup tidak usah kerjasama dengan asing. Persoalan e-goverment lebih baik dan aman bila menggunakan perusahaan dalam negeri saja," kata Mahfudz.

Ketua Komisi DPR yang membidangi Pertahanan dan Keamanan juga mengungkapkan, kecemasan anggota dewan akan keamanan data pemerintah ini juga sudah disampaikan langsung kepada Kepala Badan Intelijen Negara Letjen (Purn) Marciano Norman saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR. Marciano menegaskan bahwa soal kerjasama e-government tersebut memang harus dipikirkan dengan serius keamanannya terutama soal keamanan data-data negara dari asing. "Itu akan menjadi pertimbangan dari para pengambil kebijakan," katanya.

Sementara itu, berbeda dengan Mahfudz, Komisaris Utama Telkom Hendri Saparini mendukung kerja sama dengan SingTel. Menurutnya, dengan menguasai pasar e-goverment, Telkom bisa menjadi pemain global.

Rencana kerja sama Telkom dan Signtel nampaknya juga sudah matang. Seperti disampaikan Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga, Telkom sudah menjalin komunikasi dengan SingTel secara bisnis dan tinggal dituangkan dalam bentuk kontrak. "Nanti yang membuat perusahaan patungan itu adalah TelkomSigma, anak usaha Telkom dengan Network Application and Services (NAS), SingTel," yakinnya.

Dijelaskannya, model bisnis yang akan dikembangkan nantinya mirip Telkom dengan Telstra. Hanya saja, jika Telstra garap vertical industry sedangkan SingTel, pasar e-Goverment karena sektor ini teknologi informasinya masih ketinggalan. "Kami juga garap smart city dan public utility. Aplikasi di sana sudah bagus dan perlu kita kembangkan di Indonesia," katanya.