MAJALAH ICT – Jakarta. Tidak adanya Ketua Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) definitf setelah berakhirnya masa tugas Dirjen PPI sebagai Ketua dan Dirjen SDPPI sebagai Wakil Ketua BRTI, membuat lembaga pengatur industri telekomunikasi Indonesia ini masih gamang bersikap. Hingga kini, belum ada keputusan diambil BRTI terkait persaingan Indosat Ooredoo dan Telkomsel.
Disampaikan Anggota BRTI I Ketut Prihadi Kresna, saat ini pihaknya akan segera menyusun laporan tertulis klarifikasi dari Indosat Ooredoo. “Nantinya laporan tersebut akan kami berikan kepada Telkomsel. BRTI juga akan meminta Telkomsel segera menjawab, semua tuduhan Indosat Ooredoo tersebut dalam pernyataan tertulis,” ungkap Ketut.
Namun selain itu, tambah Ketut, BRTI meminta agar kedua belah pihak bisa menahan diri dengan tidak lagi serang. Pihaknya ingin agar permasalahan ini bisa diselesaikan melalui mekanisme dan mediasi yang sudah dilakukan BRTI. “BRTI berharap tidak ada lagi saling serang dari kedua belah pihak. Baik Indosat Ooreoo maupun Telkomsel, harus mampu dan bisa menguasai diri, jangan adalagi tindakan yang memperkeruh suasana. Mulai dari kampanye lanjutan yang menyudutkan, termasuk perang statement di media, jangan sampai tindakan tersebut terjadi lagi. Ini bulan baik, jika ada masalah sebaiknya diselesaikan secara baik-baik,” harapnya.
Belum adanya keputusan BRTI, membuat konflik Indosat Ooredoo dan Telkomsel belum ada tanda-tanda akan berakhir. Alih-alih diminta menahan diri, Alexander Rusli, Direktur Utama Indosat, justru makin menambah panas suasana dan mengajak operator telekomunikasi lain bersatu menyerang Telkomsel. Bahkan Alex juga menyerang induk usaha Telekomsel, Telkom, dimana pihaknya kesulitan untuk kerjasama menyewa fasilitas serat optik untuk backbone di wilayah Maluku yang tidak disetujui oleh Telkom.