MAJALAH ICT – Jakarta. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara membuat langkah mengejutkan. Hal itu dengan mengijinkannya balon raksasa milik Google yang disebut akan memberikan layanan internet menguasai angkasa Indonesia.
Meski demikian, Rudiantara berkilah bahwa Google hanya akan menggunakan balon udaranya sebagai sarana untuk uji teknis, bukan untuk dikomersilkan dan bersaing dengan perusahaan telekomunikasi di Indonesia. "Project Loon hanya akan mengadakan technical test di udara Indonesia tanpa ada implikasi komersil," tegasnya.
Seperti diketahui, project Loon merupakan proyek yang digagas Google dalam rangka menyebarkan internet ke berbagai daerah terpencil di dunia. Project Loon menggunakan balon raksasa yang akan berfungsi sebagai penyebar sinyal internet. Memang isu ini sempat santer karena beritanya sudah mengemuka di internasional tentang rencana Google menghadirkan balon raksasa di Indonesia.
Balon Google ini rencananya akan menggunakan frekuensi komunikasi 900Hz. Rudiantara juga memastikan bahwa Google hanya akan melakukan uji coba semata. Pemerintah menegaskan tak akan membuka lisensi penggunaan frekuensi telekomunikasi baru kepada mereka.
Kerja Sama dengan 3 Operator
Telkomsel, Indosat dan XL Axiata akhirnya menandatangani sebuah kesepakatan uji coba Project Loon untuk mendukung upaya Pemerintah dalam penyediaan koneksi digital sampai area terpencil di Indonesia. Penandatangan kesepakatan disaksikan oleh Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia di kantor pusat Google, Sillicon Valley, California. Kerja sama strategis ini bertujuan untuk mendukung Indonesia Broadband Plan 2014-2019.
Indosat sebagai salah satu operator telekomunikasi dan digital terkemuka, dengan senang hati mendukung program Pemerintah melalui kerja sama dengan perusahaan teknologi global seperti Google. “Kami sangat senang mendukung upaya Pemerintah dalam menyediakan koneksi digital dan internet melalui kerja sama ini. Indosat senantiasa berkomitmen menyediakan koneksi digital demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat sampai ke daerah terpencil. Kami juga telah memodenisasi jaringan kami untuk melayani masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam mengakses jaringan,” ujar Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat.
Project Loon dirancang sebagai kelanjutan dari penyediaan jaringan digital perusahaan telekomunikasi sekaligus mengisi kesenjangan jaringan melalui balon internet di wilayah yang sebelumnya tidak terjangkau. “Kami senang bekerja sama dengan Indosat melalui uji coba balon Project Loon Internet di Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses internet untuk menangkap peluang di bidang pendidikan, kebudayaan dan ekonomi. Bersama ini kami berharap dapat membawa internet secara keseluruhan bagi jutaan lebih banyak orang di Indonesia,” ujar Mike Cassidy, VP Project Loon Google.
Dibalik tingginya pengguna media sosial, dua per tiga populasi di Indonesia saat ini belum bisa mengakses koneksi digital dan belum mendapatkan manfaat hidup dari ekonomi digital. Indosat bercita-cita untuk mengubah negeri lewat koneksi digital untuk seluruh masyarakat Indonesia, tidak hanya menyediakan akses telekomunikasi dan layanan digital, tetapi juga membuka kesempatan bagi generasi muda untuk menjadi penggerak ekonomi digital, sebagai turbin dari pertumbuhan ekonomi dan sosial di masa depan.
“Indosat berharap dapat terus membantu setiap orang di Indonesia untuk maju dan berkembang lebih cepat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup mereka, serta merangkul mereka yang belum terlayani konektivitas. Kami yakin bahwa semua orang di Indonesia memiliki hak yang sama untuk bisa mengakses koneksi digital,” tambah Alexander.
Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah mengatakan, "Telkomsel melihat Project Loon sebagai salah satu inovasi teknologi terkini yang dapat bermanfaat untuk memperluas penyebaran Internet di daerah-daerah yang sulit terjangkau dan memiliki kerapatan penduduk (densitas) yang rendah. Hal ini diharapkan dapat melengkapi jaringan Telkomsel yang saat ini sudah tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia, sehingga lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang dapat menikmati layanan mobile broadband yang berkualitas."
Ririek menegaskan hadirnya Project Loon saat ini masih sebatas uji coba teknis dan belum ada kesepakatan secara komersial dengan pihak Telkomsel. Uji coba teknis ini pun merupakan kesempatan yang baik bagi Telkomsel untuk meninjau teknologi terbaru Google dalam upaya memberikan layanan Internet ke pelanggan dimanapun mereka berada. Penyediaan mobile broadband sampai ke penjuru tanah air hingga ke pelosok dipercaya akan bermanfaat bagi masyarakat seperti membuka akses pendidikan, budaya dan peluang ekonomis.
Selama masa uji coba teknis ini, akses Internet melalui Project Loon berada sepenuhnya dalam kontrol Telkomsel melalui infrastruktur backbone yang dimiliki Telkomsel atau Telkom seperti SMPCS (Sulawesi Maluku Papua Cable System). Telkomsel pun akan terus melakukan penggelaran jaringannya ke seluruh pelosok Indonesia, dan teknologi ini akan diposisikan sebagai pelengkap untuk menjangkau lebih banyak lagi kawasan di Indonesia. Tahun ini jumlah BTS Telkomsel telah menembus angka 100 ribu, yang tersebar hingga ke pelosok Nusantara, termasuk ke berbagai daerah perbatasan, dimana lebih dari 50% diantaranya adalah BTS broadband.
Sementara itu, President Director XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, “Akses informasi menjadi salah satu kunci kemajuan di era digital saat ini. Karena itu, layanan Internet yang memadai menjadi kebutuhan urgen bagi kita untuk bisa mempercepat pembangunan dan perekonomian di daerah-daerah terpencil. XL melihat kesempatan untuk bisa mengatasi hambatan geografis wilayah Indonesia melalui Project Loon. Untuk itu kami menyambut baik kerjasama untuk uji coba ini.”
Project Loon menggunakan balon udara bertenaga matahari yang mengudara di ketinggian sekitar 20 km, di atas permukaan laut untuk digunakan layaknya menara pemancar. XL akan melakukan integrasikan dengan Project Loon melalui 4G LTE di frekuensi 900 Mhz.
Project Loon direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016, dan pelaksanaan komersialisasi akan memakan waktu 2 – 3 tahun selanjutnya. XL akan terus melakukan evaluasi terhadap potensial pasar dari penyediaan layanan Project Loon ini. Ke depannya XL akan melanjutkan diskusi lebih lanjut pihak Google. untuk mempelajari proyek uji coba lebih dalam, baik secara teknis maupun komersial. Teknologi yang ditawarkan ini akan lebih sesuai untuk diterapkan di luar Jawa di mana banyak area masih belum terlayani internet secara maksimal oleh semua operator.
Tulisan ini dan informasi menarik lainnya tentang perkembangan teknologi informasi dan komunikasi Indonesia dapat dibaca di Majalah ICT No.39-2015 di sini