Search
Senin 20 Januari 2025
  • :
  • :

Korea Utara Siapkan Tentara Digital untuk Perang Cyber

MAJALAH ICT – Jakarta. Korea Utara telah meningkatkan "tentara digital" nya dalam upaya untuk menghadapi perang cyber. Menurut informasi bocoran terbaru dari Kementerian Pertahanan Korea Selatan, unit militer negara maya ini didedikasikan untuk kegiatan cyber, yang sekarang meningkat dua kali lipat dari Korea Selatan.

"Korea Utara saat ini berjalan pada 6.000 tentara untuk perang cyber dan melakukan serangan cyber untuk kelumpuhan fisik dan psikologis ke Korea Selatan seperti menyebabkan masalah untuk operasi militer dan infrastruktur nasional," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Pada 2013, Korea Selatan menyalahkan Pyongyang atas serangan cyber yang melumpuhkan pada bank-bank dan lembaga penyiaran. Korea Utara telah pula disalahkan oleh AS untuk hacking skala besar Sony Pictures, setelah awalnya menolak untuk menarik pemutaran film yang melibatkan kematian pemimpin negara pertapa itu.

Sony Pictures kemudian terkena pelanggaran keamanan cyber besar yang telah menyebabkan hacker tak dikenal membocorkan rilis film, email eksekutif senior, dan informasi rahasia yang berkaitan dengan anggota staf. Termasuk informasi yang dibocorkan adalah nomor jaminan sosial, gaji, catatan kesehatan, evaluasi kinerja dan alasan penghentian.

Selain itu, Sony Pictures juga sedang digugat oleh dua mantan karyawan karena gagal melindungi staf kunci upah dan kondisi data dari hacker.

Sementara Pyongyang telah membantah terlibat dalam serangan itu, Korea Selatan telah tumbuh lebih dekat sebagai sekutu ke AS selama acara tersebut. Pada awal tahun ini, Presiden AS Barack Obama resmi sanksi baru terhadap Korea Utara sebagai tanggapan terhadap serangan cyber ke Sony Pictures.

Dalam sebuah pernyataan dari Gedung Putih, sanksi digambarkan sebagai langkah pertama dari respons AS terhadap peretasan. Presiden Obama mengatakan ia memerintahkan sanksi karena "tindakan provokatif, destabilisasi, dan represif dan kebijakan Pemerintah Korea Utara, termasuk merusak, peretasan selama bulan November dan Desember 2014.

"Perintah ini tidak ditargetkan pada orang-orang Korea Utara, melainkan ditujukan untuk Pemerintah Korea Utara dan kegiatannya yang mengancam Amerika Serikat dan lain-lain," tambah Obama.