MAJALAH ICT – Jakarta. Melihat perkembangan video blogging (Vlog) kini memang bikin merinding. Pasalnya banyak kata-kata kasar dan umpatan dengan ringannya muncul. Seperti dalam cuplikan awal video blogging (vlog) terbaru Karin Novilda, yang diunggah ke situs Youtube 9 Oktober, bertajuk “Pacaran Produktif di Jogja”. Sosok vlogger kondang di kalangan anak muda ini memenuhi janjinya mengubah konten agar lebih ramah anak. Tentu obrolan blak-blakan khas anak muda masih ada, namun semua kini minus bahasa kasar.
Pertemuan Karin dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di Jakarta pada 29 September 2016 lalu rupanya berdampak besar. KPAI meminta Karin, yang biasa menjuluki dirinya sendiri Awkarin, berhenti mengunggah konten-konten yang negatif di media sosial.
Komisioner KPAI Bidang Pornografi dan Cybercrime, Maria Advianti, mendesak sosok vlogger sekelas Awkarin memperhatikan penggunaan bahasa maupun adegan yang ditampilkan dalam vlog-nya. “Karena dia followers dan subscribers-nya kan banyak. Dia akan memberikan inspirasi pada banyak orang. Untuk itu, kami meminta Karin untuk unggah konten yang lebih positif,” kata Maria.
Menurut Maria, terlibatnya KPAI mengurus konten vlog menandakan medium komunikasi yang satu ini semakin populer di pelbagai kalangan. Secara umum, vlog biasanya tayang di Youtube dan Instagram dengan karakteristik serta pesohor berbeda-beda. Sebab, bagi generasi kelahiran di atas 2000, serta akrab dengan media sosial, vlog bahkan telah menggantikan peran televisi. Neni Kurnia, pelajar SMP kelas dua asal Indramayu, mengaku sangat menggemari Awkarin. Tindak-tanduk pesohor dunia maya itu dia nanti-nanti setiap saat, memanfaatkan kuota akses Internet-nya yang terbatas.
Maria berharap, banyak pembuat vlog yang mengutamakan konten-konten inspiratif. Meski katanya, sosok-sosok ini terkesan tenggelam di tengah anggapan vlog harus mengumbar segala bentuk persoalan pribadi.