MAJALAH ICT – Jakarta. Media Link bekerjasama dengan CIPG dan AJI mengadakan diskusi tema “KPI Baru Menata Jurnalisme TV yang lebih baik. Diskusi tersebut berlangsung di Bakoel Kopi Jakarta. Hadir pada acara tersebut sebagai pembicara Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Yadi Hendriana, Anggota KPI terpilih Hardley Stefano dan Ketua Umum Aji Suwarjono.
Ketua Umum AJI Suwarjono menyayangkan terpilihnya anggota KPI Priode 2016-2019 yang baru tersebut. Pasalnya menurut Suwarjono dari beberapa calon yang dipilih oleh Komisi I DPR tersebut tidak satu pun yang mempunyai latar belakang dari dunia penyiaran. Sehingga calon-calon yang didukung oleh Aktivis Penyiaran semuanya terpental di DPR.
“Sudah terpilih anggota KPI baru untuk 3 tahun ke depan. Ada yang kecewa dengan komposisi KPI sekarang. Karena yang sudah dicalonkan oleh aktivis penyiaran tidak masuk sama sekali. Kita lihat di televisi, calon yang cerdas jawabannya ternyata malah tidak ada yang milih sama sekali,” katanya di Jakarta
Kendati demikian kata Suwarjono siapa pun yang terpilih harus diterima. Karena itu untuk semua Komisioner KPI yang baru harus diberikan bekal, dororongan, masukan dan bahkan kritikan. Pekerjaan Rumah Komisioner yang baru menurutnya adalah soal deregulasi termasuk di dalamnya soal peran KPI dalam dunia penyiaran. Selain itu kata Suwarjono pekerjaan selanjutnya KPI adalah soal perpanjangan izin sepuluh stasiun televisi yang akan habis pada tahun ini.
“Kepada KPI yang lama kita pernah diskusi bersama. kita akan menguji KPI yang baru ini bisakah KPI independen terhadap televisi-televisi. Apalagi pada tahun 2016 pelanggaran penyiaran terjadi sangat banyak. PR-nya, bisakah KPI menata ulang penyiaran ke depan terutama soal izin perpanjangan,” imbuhnya.
Sementara itu Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Yadi Hendriana tidak mempersalahkan kompetensi dari anggota KPI terpilih. Menurutnya yang paling penting adalah integritas dari Anggota KPI supaya tidak tergoda dengan godaan-godaan dari luar. Karena itu menurut Yadi KPI priode yang sekarang harus tetap on the track dan on the rule. Pasalnya masyarakat sipil akan tetap akan mengawasi dan mengontrol.
“KPI baru tantangan yang besar. Yang terpenting adalah integritas, karena soal pemahaman bisa belajar. KPI kedepan ada dewan kehormatan , jika ada pelangagran harus dibuka,” katanya di tempat yang sama
Sedangkan Anggota KPI terpilih Hardley Stefano dalam kesempatan itu mengakui jika secara pengalaman tidak pernah di dunia penyiaran. Namun dia menegaskan jika dirinya akan melakukan pembaharuan di KPI. Terutama soal penanganan pengaduan di KPI. Dia mengusulkan jika kedepannya pengaduan di KPI akan terintegritas di dalam sistem database berbasis IT. Karena menurutnya selama ini KPI masih kesulitan mengumpulkan jumlah pengaduan setiap tahunya.
Terkait pentingnya integritas seperti disampaikan oleh Yadi, dia berjanji dia akan menjaganya. Karena itu dia meminta kepada kelompok masyarakat sipil agar selalu mengawasi dirinya bersama dengan delapan Komisioner KPI lainnya.
“KPI sekarang sudah menyampaikan rekomendasi kepada Keminfo. Pada proses selanjutnya kami yang akan mengawal prosesnya. Kami minta agar bisa mereview rekomendasi tersebut. Soal Integritas saya mohon dijaga kawan-kawan (CSO),” tuturnya.