MAJALAH ICT – Jakarta. Jagat media sosial diramaikan kehadiran platform Worldcoin dan World ID . Kantor “World” yang ada di Kota Bekasi dan Kota Depok ramai didatangi masyarakat karena platform tersebutmenawarkan imbalan pada pengguna yang bersedia melakukan pemindaian mata menggunakan alat mereka.
Worldcoin adalah proyek cryptocurrency yang dikembangkan oleh Tools for Humanity, didirikan oleh Sam Altman (CEO OpenAI), Alex Blania, dan Max Novendstern. Diluncurkan secara resmi pada Juli 2023, proyek ini bertujuan membangun jaringan identitas dan keuangan global yang inklusif, menggunakan teknologi blockchain dan kecerdasan buatan (AI). Worldcoin berfokus pada dua hal utama: verifikasi identitas digital yang disebut World ID dan distribusi token kripto bernama WLD untuk mendorong akses ekonomi global. Proyek ini mengklaim dapat mengatasi ketimpangan ekonomi dan memberikan “bukti kemanusiaan” (proof of personhood) di era AI, di mana membedakan manusia dari bot menjadi semakin penting.
World ID adalah protokol identitas digital yang dirancang untuk memverifikasi bahwa seseorang adalah manusia unik tanpa perlu mengungkapkan data pribadi seperti nama atau email. World ID berfungsi sebagai “paspor digital” yang memungkinkan pengguna masuk ke aplikasi web, seluler, atau decentralized apps (dapps) dengan aman dan anonim. Verifikasi World ID dilakukan melalui pemindaian iris mata menggunakan perangkat khusus bernama Orb, yang menghasilkan kode numerik unik bernama IrisHash atau IrisCode. Kode ini disimpan di blockchain terdesentralisasi untuk mencegah duplikasi atau penipuan, sementara data biometrik dihapus setelah proses (jika pengguna memilih opsi “tanpa penyimpanan data”)
Untuk mendapatkan World aidi terverifikasi, pengguna harus mengunjungi pusat verifikasi yang memiliki Orb, perangkat seukuran bola bowling yang memindai iris mata. Orb menghasilkan IrisCode, yang menjadi dasar World ID. Proses ini memastikan bahwa setiap ID unik dan tidak dimiliki oleh bot atau akun duplikat. Alternatifnya, verifikasi terbatas dapat dilakukan melalui nomor telepon tanpa Orb, tetapi ini memiliki fungsi yang lebih terbatas.
Karena mengambil data pribadi yang dalam UU Perlindungan Data Pribadi sebagai data spesifik yang harus dilindungi, izin dari platform Worldcoin dan World ID sekarang dibekukan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Meskipun Worldcoin mengklaim data biometrik dihapus atau dienkripsi, ada kekhawatiran bahwa IrisCode bisa disalahgunakan atau diperjualbelikan di pasar gelap seperti terjadi di Kenya dan Kamboja. Iming-iming token WLD gratis senilai sekitar Rp.600 ribu, itu dianggap mahar agar msyarsakat menyerahkan data iris matanya.