Search
Jumat 13 September 2024
  • :
  • :

Lebih Dekat dengan Setyanto P. Santosa: Jadilah Teratai, yang Bikin Indah Sekitarnya

MAJALAH ICT – Jakarta. Tentu tak cukup satu majalah untuk menceritakan pengalaman sosok pria satu ini di dunia telematika. Setyanto P. Santosa boleh dibilang merupakan mahaguru di bidang telematika Indonesia. Pengalamannya yang segudang sejak 1972 membuatnya menjadi Legenda Hidup dunia telekomunikasi di negeri ini.

""Terhitung sejak 1 Februari 1972 setelah lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran, Setyanto langsung terjun ke dunia telematika, bergabung dengan PT Telkom (saat itu Perumtel). Karirnya melesat hingga menjadi Dirut PT Telkom pada Oktober 1992 sampai 1996 dan menjadi orang pertama Dirut Telkom dari nonteknik. "Selama 4 tahun saya melakukan perubahan besar- besaran terhadap Telkom, diantaranya mengurangi 5.000 orang karyawan melalui "golden handshake". Saya juga membawa Telkom "go public" listed di New York Stock Exchange pada 14 Nopember 1995,” ungkap pria berusia 67 tahun itu kepada Majalah ICT.

Setyanto juga merupakan pelaku sejarah berdirinya Telkomsel, yang awalnya disiapkan untuk menjadi sekoci Telkom seiring perubahan struktur industri telekomunikasi dan sekaligus menjadi pesaing Satelindo yang saat itu satu-satunya perusahaan jasa telepon seluler. Dan terbukti sekarang Telkomsel memang benar-benar menjadi sekoci nya Telkom karena hampir 70% pendapatan Telkom berasal dari Telkomsel yang menanggung beban biaya kapal induk Telkom dengan jumlah karyawan lebih dari 15 ribu orang.

Selain di Telkom, Setyanto juga pernah menjadi Deputi Menteri Negara BUMN, Sekjen Depbudpar, Ka LPND BPPI dan menjadi Komisaris Indosat, hingga menjadi Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) saat ini. Setyanto mengungkapkan dulu atasannya mengajari agar menjadikan kerja itu hobi sehingga selalu menyenangkan, saking asyiknya mendalami telekomunikasi, dia mengaku tidak pernah memikirkan atau mengejar jabatan dan mengalir begitu saja.

""Bagi Setyanto, yang bertahun-tahun belajar ilmu nontelekomunikasi, tantangan bidang telekomunikasi selalu ada, dinamis dan menarik untuk dipecahkan.

"Sebagaimana kita sadari bahwa sampai akhir hayat kita, manusia akan selalu membutuhkan jasa telekomunikasi setiap saat dan dimanapun kita ber­ ada,” ujar bapak berputra 3 atau kakek ber cucu 5 ini.

Setyanto menjadi bagian dari sejarah dalam mengubah sambungan telepon dari tipe telepon engkol (LB/CB) ke otomat analog dan akhirnya digital. Dia juga berperan mengubah telepon genggam dari generasi pertama (NMT, AMPS) sampai ke GSM dan 3G serta sebentar lagi LTE.

Setyanto memiliki falsafah sederhana, yakni falsafah bunga teratai artinya, jadilah bunga teratai yang selalu membuat indah sekitarnya dimanapun berada.

"Kalau diperhatikan bunga teratai di comberan pun membuat indah sekitarnya apalagi kalau ditempatkan di kolam yang bersih dan jernih akan lebih membuat suasana lebih indah lagi. Artinya dimanapun kita berada, kita mampu membuat suasana menjadi lebih nyaman,” tuturnya. (Twitter: @arifpitoyo)

Tulisan ini dan informasi-informasi mengenai perkembangan ICT Indonesia lainnya dapat dibaca di Majalah ICT Edisi No. 18-2013 di sini