MAJALAH ICT – Jakarta. Nasib banget sedang berpihak pada PT Gojek Indonesia (Go-Jek). Perusahaan yang memberikan layanan ojek berbasis aplikasi ini mendapat kucuran dana asing mencapai 550 juta dolar AS atau sekitar Rp.7,2 triliun. Dana ini didapat dari konsorsium investor global yang terdiri atas KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, dan Capital Group Private Markets.
Seluruh mitra baru Go-Jek merupakan perusahaan investasi berskala besar yang mayoritas berpusat di Amerika Serikat (AS). Konsorsium tersebut menggantikan investor Go-Jek sebelumnya, yakni Sequoia India, Northstar Group, DST Global, NSI Ventures, Rakuten Ventures, dan Formasi Group.
Disebutkan, perjanjian investasi telah ditandatangani. Investasi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan skala, kualitas, platform, dan aplikasi layanan GoJek. Melalui berbagai aplikasi, GoJek sangat mungkin mendata pasar sekaligus kebutuhan sehari-hari kaum urban Indonesia.
Direktur KKR Asia Terence Lee menyatakan dalam keterangan tertulisnya, kesuksesan Go-Jek adalah fokus pada penyediaan inovasi, kenyamanan, dan penghematan pada pelanggan. ’’Kami berharap terus menarik bakat kelas dunia untuk menjadikannya salah satu perusahaan teknologi yang paling dinamis di dunia,” katanya.
Saat ini, aplikasi Go-Jek telah diunduh lebih dari 20 juta kali per 30 Juni 2016. Pada Juni lalu, ada lebih dari 20 juta pemesanan pada platform GoJek yang menjadikan perusahaan teknologi informasi itu menerima delapan pemesanan untuk setiap detik.
Pendiri Go-Jek Nadiem Makarim menyambut masuknya investasi tersebut yang mengindikasikan Go-Jek sebagai aplikasi terpilih. Dan investasi ini, katanya, digunakan untuk meningkatkan kehidupan 200 ribu pengojek motor dan 35 ribu pengemudi mobil mitra Go-Jek yang bisnisnya bertumbuh.
