MAJALAH ICT – Jakarta. Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) memandang momen Aksi Turn Back Hoax yang akan diselenggarakan oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) secara serentak di 7 Kota pada hari Minggu, 8 Januari 2017, memiliki makna yang penting. Sebab, aksi ini akan melibatkan masyarakat secara terbuka dan mengedepankan peran masyarakat sebagai pelaku sentral dalam membangun kondusivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Untuk itu, agar peran masyarakat lebih dioptimalkan, Mastel telah meluncurkan Aplikasi Mastel Mobile yang dapat mempermudah masyarakat dalam mencari referensi dan melakukan validasi terkait informasi hoax yang beredar di tengah-tengah Masyarakat yang berasal dari berbagai macam channel sosial media seperti facebook, situs web, twitter dst.
Dalam aksi Turn Back Hoax tersebut, acara akan dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara dan Khairul Anshar yang merupakan Diaspora sekaligus pengembang web data.turnbackhoax.id.
Menurut MAstel, gerakan ini memerlukan dukungan banyak pihak karena penanganan berita Hoax hanya bisa dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh kekuatan bangsa. Diantaranya MASTEL, APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia) beserta para anggotanya. MASTEL berkeyakinan, Hoax bisa diberantas apabila masyarakat Indonesia bersatu dalam upaya pendidikan melawan hoax dan bersama-sama menjalankan resolusi Lawan Hoax “Dari Masyarakat Untuk Masyarakat”.
Adapun strategi yang diusulkan MAstel meliputi pendidikan melawan hoax dan gerakan bersama untuk membangkitkan kesadaran kritis akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan integritas. Kemudian membangun dan memperkuat gerakan pengawasan (watchdog) berbasis crowdsourcing terhadap seluruh bentuk Hoax yang beredar di tengah Masyarakat, Memperkuat gerakan turn back hoax di tingkat daerah bersama para pelaku industri agar terbentuk komunitas sebagai strategis dalam melawan penyebaran hoax, serta mendorong dan berperan aktif dalam upaya penangkalan informasi hoax di semua tatanan masyarakat, mulai dari diri sendiri, keluarga, tetangga, tempat bekerja, demi terwujudnya masyarakat cerdas literasi dan tidak mudah terprovokasi.