MAJALAH ICT – Jakarta. Social Media Strategist Club (SMSC) kembali mengadakan diskusi dengan mengangkat tema “Kesuksesan dari Strategi Digital Brand Indonesia”. Kali ini dua brand yang diangkat adalah BCA dan Kalbe Nutrionals. Untuk BCA pembicaranya adalah Duardi Prihandiko, Digital Manager BCA, dari Kalbe Nutritionals adalah Rade Tampubolon, Head of Digital Marketing, Kalbe Nutritionals.
"Dalam lima bulan semenjak masuk ke digital secara resmi, BCA berhasil mendapatkan pengakuan dari SocialBakers – Socially Devoted Study sebagai salah satu Top 10 Twitter Brands begitu cukup mengejutkan. Setelah kami review kembali, salah satu kunci suksesnya adalah strategi interest tapping sehingga setiap akun memiliki fungsinya masing-masing yang saling melengkapi, kolaborasi antar divisi, dan integrasi online-offline," ujar Duardi.
Sementara Rage mengatakan, "Untuk di industri FMCG, terutama Kalbe Nutritionals, digital berperan penting menggali insight konsumen dari produk & pesan yang kita buat. Pengalaman beberapa campaign membuktikan ternyata konsumen tidak hanya sebatas aware tentang produk kita, tapi di social media mereka ikut terlibat dalam pembicaraan."
Ditambahkannya, konten menarik akan membuat konsumen sukarela menyebarkan konten tersebut di akun media sosial mereka. "Malahan ada kasus menarik ketika kami mendapatkan insight bahwa salah satu TVC kami menjadi bahan pembicaraan di Kaskus. Akhirnya kami membuat sebuah crowdsourcing campaign dari insight tersebut. Hasilnya dengan budget yang kecil, campaign yang kami buat cukup memuaskan," jelas lelaki berkaca mata ini. meutilisasi digital dengan baik.
SMSC yang dikenal dengan sebutan #SMSCHore dihadiri oleh 130 anggota yang berasal dari pihak digital agency, brand, startup, media, dan akademisi. Tidak hanya sebagai kopdar biasa seperti yang sering dilakukan oleh komunitas online lainnya, #SMSCHore menjadi ajang networking, sharing informasi industry digital Indonesia, dan biasanya menjadi starting point dari sebuah project kolaborasi digital dan media sosial.
Menurut inisiator SMSC, Pandu Padmanegara, kali ini sengaja sengaja mengangkat dua brand yang secara industri, karakteristik, dan target audience berbeda, agar bisa melakukan komparasi dan mengambil pelajaran untuk penerapan strategi digital dan kampanye bagi para anggota SMSC. "Untuk kedepannya, SMSC akan terus konsisten mengadakan diskusi dan sharing agar perkembangan digital dan media sosial di Indonesia bisa membawa dampak yang positif," tandas Pandu.