MAJALAH ICT – Jakarta. Membuka BBM agar dapat digunakan lintas platform, tentu bukan tanpa sebab. Jika sekarang antara aplikasi BBM dan perangkat BlackBerry akan mulai dipisah, hal ini merupakan satu langkah strategi BlackBerry untuk melakukan pemisahan atau spin off terhadap BlackBerry Messenger menjadi unit bisnis tersendiri. Seperti dilaporkan The Wall Street Journal, BBM mempertimbangkan pemisahan BBM menjadi perusahaan terpisah dengan nama BBM Inc.
Meski begitu, pihak BlackBerry menolak untuk berkomentar mengenai isu ini. Walaupun di sisi lain, dikabarkan BlackBerry telah membuat tim yang bertugas untuk melihat kemungkinan pemecahan BBM menjadi perusahaan tersendiri. Mungkin, keberhasilan LINE, Whatsapp, WeChat maupun Kakao Talk menginspirasi BlackBerry bahwa messaging application dapat menjadi perusahaan tersendiri.
Sebagaimana diketahui, BlackBerry sedang memasuki frase menentukan dan kritis. Hal ini setelah mengetahui bahwa produk BlackBerry tidak mendapat sambutan sebagaimana diharapkan. Di Pasar Amerika Serikat, BlackBerry lesu dimana turun menjadi kurang dari 3 persen, dari yang sebelumnya 50 persen lebih pada 2009, demikian menurut Gartner. Penjualan smartphone layar sentuh Z10 pun gagal di AS sejak dirilis Maret lalu. Dari kondisi itu, sehingga ada pertimbangan untuk menjual BlackBerry
Setidak inilah yang terungkap dalam Rapat Pemegang Saham tahunan BlackBerry. Selain dbahas resminya pergantian nama dari Research in Motion ke BlackBerry, kemudian pergantian Direksi, dilaporkan pula turunnya saham BlackBerry setelah perusahaan ini melaporkan penurunan pendapatannya.
CEO BlackBerry Thorsten Heins meminta para pemegang saham untuk lebih bersabar menghadapi situasi BlackBerry sekarang ini. "BlackBerry masih berada di tahap awal pemulihan. Kami jelas tidak memenuhi harapan jangka pendek analis dan investor, namun kami bekerja siang dan malam untuk memperbaiki perusahaan,” yakin Thorsten.
Untuk itu, beberapa langkah akan dilakukan BlackBerry. Seperti rencana untuk mengurangi karyawan manajemen menengah di divisi penjualan dan support. Ini merupakan lanjutan dari langkah BlackBerry sebelumnya yang teah pula mem-PHK 5 ribu pegawainya.
Selain itu, ada juga wacana untuk memecah atau menjual perusahaan. Opsi ini sudah mulai dipertimbankan BlackBerry sejak tahun lalu. Thorsten sendiri mengatakan bahwa pihak 100 persen terbuka akan adanya rekanan atau aliansi bisnis.