MAJALAH ICT – Jakarta. Pengguna e-mail, khususnya anggota milis Telematika yang berjumlah ribuan akun, dikejutkan oleh email dari pakar Internet Onno W. Purbo yang beralamat di onno@indo.net.id. Terkejut karena isi email tersebut tidak mencerminkan pribadi Onno yang sebenarnya. Isi email yang menyaru sebagai Onno terkesan sangat kasar, bernada memaki-maki pemerintah dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang baru saja menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Di akhir email, peretas mengaku sebagai Zeattacker dan Katon dari Surabaya Black Hat Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Onno W Purbo menilai peretas tidak gentlemen karena menyaru sebagai dirinya di emailnya, onno@indo.net. id. “Semoga penulis-nya insyaf, dan secara gentlemen meminta maaf serta mengakui kesalahannya,” tulisnya di email yang baru saja diretas tersebut.
Zeattacker dari Surabaya Blackhat membantah telah memalsukan email Onno W. Purbo, apalagi berencana meretas sejumlah situs Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).
“Mungkin banyak yang tahu bahwa gampang sekali seseorang mengirim menggunakan email palsu dengan menggunakan Fake Mailer. Saya bersumpah tidak pernah melakukan hal yang merugikan pak Onno,”tulisnya.
Menurut blogger n45um1 dalam blognya http:// n45um1.blogspot.com/ mengungkapkan proses pengiriman email mirip proses pengiriman surat melalui pos.
Pertama yang dilakukan adalah menulis surat, kemudian si pengirim mengirim suratnya melalui kantor pos terdekat. Setelah itu surat akan diantar ke kantor pos terdekat dengan alamat si penerima, baru setelah itu surat tersebut dikirim ke alamat si penerima.
Biasanya dalam mengirim surat, petugas pos tidak menghiraukan alamat pengirim yang tertera pada amplop. Yang diperhatikan hanya alamat tujuan(penerima) sehingga surat tersebut bisa dikirimkan.
Jikalau alamat pengirim palsu tidak diketahui oleh petugas pos. Namun stempel pos pada surat yang tidak dapat dipalsukan. Karena dari stempel tersebut akan dapat ditelusuri dari mana surat berasal.
Dalam proses pengiriman email ada 2 komponen, yaitu MUA (Mail User Agent) yang digunakan sebagai user interface dalam menulis/membaca surat, seperti Outlook, Pine, dll, dan MTA (Mail Transfer Agent) yang bertugas mengantar email seperti Postfix, Sendmail, Qmail. MTA ini seperti kantor Pos pada proses pengiriman email yang akan mengirimkan dan memberikan stempel pada setiap email.
Email yang dikirimkan bisa dipalsukan alamat pengirimnya asalkan email tersebut sesuai dengan standar RFC822. Seperti layaknya surat pos, walaupun telah dipalsukan ada stempel yang tidak dipalsukan.
Dalam email, stempel diberikan oleh MTA yang jika dianalogikan berlaku sebagai kantor pos pengirim. Dari stempel yang ada di header email tersebut bisa ditelusuri dari mana email tersebut sebenarnya berasal.
Untuk membuktikan keaslian email tersebut kita harus melihat header dari email tersebut dengan cara mengklik tombol di sebelah Reply, lalu pilih Show Original.
Tulisan ini dan informasi-informasi mengenai perkembangan ICT Indonesia lainnya dapat dibaca di Majalah ICT Edisi No. 13-2013 di sini