MAJALAH ICT – Jakarta. Pengembang games lokal menilai perkembangan games asing sudah meresahkan dan perlu disaring (filter) oleh pemerintah maupun lembaga social.
“Tidak ada badan pengatur baik dari pemerintah mapun lembaga social yang memfilter konten dari luar negeri sehingga dengan mudahnya aplikasi messenger dan konten luar masuk menjajah Indonesia,” ujar Anton Soeharyo, CEO Touchten –pengembang games Zico asal Indonesia—.
Di negara tetangga seperti Korsel dan Vietnam, tambahnya, pemerintahnya peduli dengan memblokir atau mempersulit konten luar masuk ke dalam negeri. Menurut Anton, sudah saatnya pengembang games lokal jadi raja di negerinya sendiri.
Ketua Indonesian Mobile and Content Association, Haryawirasma, mengungkapkan industri konten lokal seperti games sebetulnya tak kalah dengan konten asing, seperti social networking yang saat ini menguasai bandwidth terbesar konten Internet.
Hanya saja, tambah Haryawirasma yang akrab dipanggil Rasmo, terbentur dengan adanya permodalan, infrastruktur, dan regulasi yang harus memaksa pengembang konten lokal mundur, bahkan di tingkat nasional sekalipun.
Selain itu, tambah Rasmo, operator juga dirasa kurang mendukung perkembangan konten lokal. Hal itu dibuktikan dengan pembelian kartu perdana yang hanya memberikan bonus konten asing, seperti Facebook gratis, twitter gratis, dan lainnya.