MAJALAH ICT – Jakarta. Kolaborasi jurnalisme global dengan konteks lokal berperan langsung pada peningkatan kualitas informasi yang diterima publik.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyatakan informasi yang lebih akurat membantu masyarakat, pelaku usaha, dan pembuat kebijakan mengambil keputusan yang lebih tepat di tengah pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
“Paduan antara jurnalisme global dengan konteks lokal menghadirkan informasi akurat, kredibel, dan relevan bagi para pengambil keputusan di Indonesia,” jelasnya dalam Peluncuran Bloomberg Businessweek Indonesia di Hotel Westin, Jakarta Selatan.
Meutya menjelaskan sektor ekonomi digital Indonesia terus tumbuh pesat, ditunjukkan oleh pertumbuhan Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi digital Indonesia selama 2022 sampai 2024 yang mencapai rata-rata 9 persen per tahun.
“Dengan pertumbuhan tersebut, nilai GMV Indonesia diproyeksikan mencapai sebesar USD360 Miliar pada 2030 dan menjadi motor utama ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara,” kata Meutya.
Meutya melihat peran media global dan lokal menjadi penting karena mampu menyediakan informasi berbasis data yang membantu pelaku usaha membaca tren pasar.
“Ekosistem ekonomi yang kompleks memerlukan jurnalisme yang mampu membaca data, memetakan tren, dan memberikan perspektif yang relevan bagi publik dan pelaku usaha,” ujar Meutya.
Meutya juga meminta media siap menghadapi tantangan di era digital.
Fragmentasi audiens, perubahan pola konsumsi berita, dan hadirnya kecerdasan artifisial (AI) menuntut media untuk lebih adaptif dengan tetap menjaga nilai dasar jurnalisme.
“Iklan digital tumbuh pesat dibandingkan iklan TV. Adopsi AI dalam bisnis media juga membawa dampak positif, tapi juga menghadirkan tantangan bagi media karena harus beradaptasi dengan perubahan perilaku publik,” kata Meutya.
Oleh karena itu, pemerintah mendorong industri media selalu menjaga integritas dan etika jurnalistik, terutama dalam penggunaan AI.
“Kita perlu menyampaikan pentingnya menjadi media yang bebas, tapi juga terus bertanggung jawab dan mengedepankan etika, terutama saat kecerdasan artifisial diterapkan dalam ekosistem jurnalistik,” tuturnya.
Menkomdigi Meutya Hafid menegaskan kolaborasi antara media, pemerintah, dan industri menjadi kunci untuk memperkuat daya saing Indonesia di mata dunia.
“Saya percaya kolaborasi ini akan membawa Indonesia kepada ekosistem bisnis yang lebih kuat, lebih transparan, dan berdaya saing global,” ungkapnya.


















