MAJALAH ICT – Jakarta. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara berjanji tidak akan memberikan ijin telekomunikasi kepada mesin pencari internet raksasa yang baru saja menjalin kesepakatan dengan tiga operator besar untuk memberikan layanan internet. Penegasan Rudiantara disampaikan dalam Conference Plenary Session bertema ‘Enabling Broadband Infrastructure Deployment Across Indonesia’, sebagai bagian Indonesia Infrastructure Week 2015 di Jakarta Convention Centre. Namun di sisi lain, Rudiantara juga akan mengubah aturan untuk memfasilitasi kerja sama dengan Google tersebut.
“Saya tidak akan memberikan ijin kepada Google sebagai penyelenggara jaringan,” ungkap Rudiantara Hadir dalam conference Ketua Umu MASTEL Kristiono, Executive Team DETIKNAS Ashwin Sasongko, AVP Network Strategy PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Ermono Liman Prabowo, Ketua Umum ATSI Alexander Rusli, dan Managing Director for Communication, Media, and Technology Accenture Asia Pacific Luc Grimond.
Meksi begitu, menurut Rudiantara, Project Loon Google memiliki nilai strategis yaitu Indonesia masuk ke perkembangan teknologi dengan tidak ada risikonya. “Pada saat bersamaan kita dorong di Indonesia bisa bikin yang sejenis. Sebelum berangkat ke Amerika, saya sudah berbicara dengan beberapa engineer di Indonesia, konsepnya adalah menggunakan wifi,” ujarnya. Menkominfo menghimbau Google untuk bekerja sama dengan para operator karena mereka akan menggunakan frekuensi 900, dan yang dilakukan hanya uji coba teknis. “Kerjasama dengan tiga operator yang ada saat ini yaitu Indosat, XL, dan Telkomsel,” tegasnya.
Menkominfo menegaskan tidak ada izin diberikan kepada Google untuk izin penyelenggara. Izin yang diberikan adalah izin tes. Menkominfo mengatakan belum ada yang tahu berapa business cost-nya. “Ini benar-benar hanya untuk tes dan kita ingin tahu. Untuk regulasi harus kita adjust. Jadi penyelenggaraan itu bukan di-adjust berdasarkan aturan. Saya berpikir bagaimana aturan selalu dirubah, menyesuaikan diri dengan perkembangan dini apa itu perkembangan teknis atau perkembangan bisnis yang ada. Kalau kita hanya menyesuaikan dengan peraturan yang ada, kita tidak akan maju-maju. Yang penting kita tidak melanggar aturan” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rudiantara juga akan membuat industri semakin efisien. "Infrastructure sharing sekarang masih passive sharing tapi kita akan bangun ke active sharing. Yang harus menikmati adalah masyarakat. Mereka boleh bekerjasama dengan existing operator karena saya tidak mau ada tambahan operator, jadi harus kerjasama dengan operator," katanya.
Indonesia Infrastructure Week (IIW) merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh PT. Infrastructure Asia berkolaborasi dengan beberapa mitranya. Tahun ini, IIW diselenggarakan di Jakarta Convention Centre pada tanggal 4-6 November 2015. Rangkaian acara itu diisi dengan pameran dan dialog dari empat sektor industri utama.
Pertama, Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE) 2015 diselenggarakan oleh KADIN Indonesia. Kedua, Konstruksi Indonesia (KI) 2015 diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Ketiga, Airports and Aviation Indonesia (AAI) 2015 diselenggarakan oleh Masyarakat Transportasi Indonesia, dan keempat Connect Expo CommIndonesia (CECI) 2015 diselenggarakan oleh Masyarakat Telematika Indonesia.