MAJALAH ICT – Jakarta. Pembuatan kebijakan yang efektif membutuhkan data yang baik. Upaya pencegahan dan mengurangi kejahatan, terutama yang serius dan terorganisasi, bergantung pada kemampuan badan penegak hukum untuk secara cepat memperoleh wawasan dari banyaknya—dan semakin banyaknya—informasi yang dapat dimanfaatkan.
Masalahnya, karena besarnya volume dan keberagaman data, yang pertama-tama harus dilakukan adalah menentukan mulai dari mana. Sebagian besar data yang tersedia bagi analis data dan staf senior penegak hukum tidak terstruktur; dalam kata lain, tidak saling berkaitan dalam suatu basis data atau spreadsheet. Satuan kepolisian mengumpulkan berbagai jenis data: gambar dari tangkapan CCTV, rekaman telepon, percakapan dan gambar di media sosial, dan banyak lainnya. Mengaitkan semua data ini menjadi wawasan bermakna adalah tugas yang sangat sulit.
Pekerjaan ini membutuhkan perangkat integrasi data termutakhir, yang mampu mengagregasi semua informasi yang mungkin terkait dan menyajikannya sebagai suatu wawasan melalui platform tunggal yang ramah pengguna dan menunjukkan korelasi antara set data. Dengan teknik visualisasi data terkini, gambar dapat tersaji dari berbagai set data tanpa perlu memilah informasi yang memakan waktu. Pelaku kejahatan terorganisasi bekerja secara cepat dan rutin mengubah taktik mereka. Waktu yang terbuang untuk pencarian data terperinci dan rumit secara manual membuka peluang bagi mereka untuk terus bergerak tanpa terdeteksi.
“Visualisasi data sangat penting bagi upaya penegakan hukum. Hal ini melengkapi analisis data, mengubah informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber menjadi gambar yang jelas, yang penyajiannya menggunakan unsur-unsur akrab seperti grafik, bagan, dan peta. Dengan menggunakan kapabilitas pemrosesan bahasa alami (NPL), kecerdasan buatan (AI), dan pembelajaran mesin (Machine Learning), pola yang biasanya tidak terlihat dapat dikenali,” ujar Heleen Snelting, Data Science Director, TIBCO.
Tampilan data yang mudah dipahami dapat membantu dalam beberapa cara. Berikut beberapa di antaranya:
Menginterpretasi data visual: Otak manusia dapat memproses data visual 600.000 kali lebih cepat daripada data dalam bentuk teks. Visualisasi data memberikan keunggulan yang penting bagi para penegak hukum karena perangkat visual cerdas dapat melipatgandakan kemampuan manusia dan membantu menemukan anomali atau pola tertentu dalam data. Mereka juga dapat memahami operasi dengan lebih baik, mengidentifikasi wilayah yang perlu ditingkatkan, dan menemukan keterkaitan bukti sehingga dapat memecahkan kasus dengan lebih cepat.
Menerapkan analitik prediktif: Dengan adanya akses ke analisis prediktif dan preskriptif, para penegak hukum dapat membangun dan menerapkan model statistik yang memberi peringatan saat insiden baru mungkin terjadi, dengan konteks keadaan yang membutuhkan penyelidikan proaktif. Visualisasi data adalah inti dari semua ini karena menyediakan penerjemahan model pembelajaran mesin yang mudah dipahami dan menghasilkan inteligensi yang dapat ditindaklanjuti. Dengan mengenali pola, penegak hukum dapat mengungguli langkah pelaku kejahatan. Teknik visual sederhana, seperti menandai wilayah yang lebih perlu diawasi di peta dengan warna kuning hingga merah, sangat efektif.
Membagikan data penting: Visualisasi data bukan semata untuk tujuan akademis bagi ilmuwan data (data scientist), tapi juga penting bagi semua anggota tim penegak hukum; mulai dari yang berdinas di jalan sampai para pengawas dan analis yang bertugas di kantor. Detektif yang menyelidiki kejahatan terorganisasi dapat memanfaatkan hasil visual perangkat ini untuk melihat kaitan antara orang, properti, dan transaksi keuangan dalam sindikat kriminal tanpa keahlian khusus dalam ilmu data. Semua orang dapat memahami informasi yang terkandung dalam data. Tim lain, bahkan satuan polisi lainnya, juga dapat berbagi informasi dengan mulus tanpa mengkhawatirkan ketidaksesuaian sistem.
Lebih dari itu, perangkat masa kini dapat mengagregasi semua informasi terkait di dalam maupun di luar lembaga dan menganalisisnya untuk menyajikan wawasan di satu platform. Yang terpenting di sini adalah data dapat ditangani dengan aman, sehingga hanya mereka yang memiliki izin akses tertentu yang dapat melihatnya.
Mengatasi keterbatasan sumber daya: Penegak hukum selalu mencari cara untuk mengalokasi sumber daya dengan lebih efektif dan memberdayakan personel dan perangkat yang terbatas dengan lebih baik. Sumber daya yang tidak dikelola dengan baik dapat memengaruhi segalanya, dari penanganan kejahatan, semangat tiap departemen, hingga persepsi masyarakat. Dengan platform visualisasi data, penegak hukum dapat mengenali wilayah yang membutuhkan perhatian langsung dan jangka panjang. Mereka juga dapat melihat jenis kejahatan yang paling berdampak pada masyarakat dan oleh karenanya membutuhkan sumber daya paling banyak.
Meningkatkan hubungan masyarakat: Visualisasi data memberikan peluang bagi polisi untuk terhubung dengan masyarakat dengan cara menunjukkan hasil kerja mereka dalam bentuk yang mudah dipahami dan interaktif. Mereka dapat menunjukkan tren tingkat insiden, memancing kesadaran mengenai masalah keamanan baru, dan memupuk keterlibatan masyarakat. Berbagi data membangun rasa percaya dan kerja sama, sehingga dalam jangka panjang mempermudah polisi mengumpulkan bukti dan memecahkan kasus.
Platform yang tepat bagi penegak hukum untuk dapat membuat keputusan dengan lebih cepat dan akurat kini telah tersedia. Wawasan yang diperoleh dari analitik visual sudah mulai membantu menjaga keamanan personel penegak hukum dan masyarakat sipil, menghemat biaya operasional, sekaligus meningkatkan hasil penyelidikan.
Polisi tidak berwenang memamerkan kesuksesan yang mereka nikmati berkat visualisasi data, tapi orang lain bisa melakukannya. Salah satu contoh yang mirip dan relevan adalah saat Badan Perlindungan Lingkungan Skotlandia (Scottish Environment Protection Agency/SEPA) memanfaatkan data untuk menangani ancaman penyebar polusi ilegal.
Dalam kerja samanya dengan pemerintah, industri, dan masyarakat, SEPA berperan penting untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan. SEPA memiliki beragam kuasa penegakan yang dapat diterapkan untuk memastikan bahwa peraturan lingkungan dipatuhi. Namun, penegakan ini bergantung pada kemampuan menganalisis data dari berbagai sumber secara cerdas, misalnya tentang mutu udara, air, dan tanah.
SEPA memiliki jutaan rekaman sejak sekian puluh tahun lalu dalam berbagai jenis format. Dulu, SEPA mengandalkan pengumpulan, analisis, dan pelaporan sampel tes secara manual untuk dibandingkan dengan data historis dalam membantu menentukan tren polusi. Dengan platform analitik yang didukung ilmu dan visualisasi data, SEPA berhasil membuat serangkaian solusi yang dapat diubahsuaikan untuk menangani berbagai jenis tugas terkait data. Anggota staf dapat dengan mudah membawa analitik visual di tabletnya ke mana pun. Mereka tidak perlu menulis kode atau membawa map fisik berisi analisis data; mereka dapat menjalankan analitik data di tempat dan seketika itu juga menjawab pertanyaan. Use case dapat meliputi jenis polutan, ekologi, dan pengujian laboratorium, hingga kepatuhan industri, perundang-undangan, dan perizinan.
Seperti hasil yang dipetik oleh SEPA, visualisasi data dapat membantu penegak hukum mengidentifikasi pola yang selama ini tidak dikenali pada data untuk mengambil keputusan yang lebih baik saat ini sekaligus membantu mengarahkan upaya di kemudian hari untuk memecahkan tantangan tersembunyi dalam menurunkan tingkat kejahatan.
Oleh Heleen Snelting, Data Science Director, TIBCO